Pemanfaatan Sisa Nasi untuk Produksi Bioetanol sebagai Solusi Pengelolaan Limbah Makanan dan Alternatif Bahan Bakar

Food waste adalah segala pangan yang dapat dimakan dan diperuntukkan bagi konsumsi manusia, namun dibuang, hilang, dirusak, atau dikonsumsi hewan, termasuk bagian bahan pangan yang tidak dapat dimakan atau tidak diinginkan (Bond et al. 2013). Pertumbuhan populasi dan urbanisasi yang cepat menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam produksi limbah makanan. Limbah makanan yang diproduksi diantaranya ada limbah organik, limbah anorganik, dan limbah cair. Di antara jenis limbah tersebut, sisa nasi berasal dari limbah organik yang merupakan limbah terbanyak. Limbah makanan tidak hanya menjadi ancaman lingkungan, tetapi juga berdampak pada rantai penyediaan makanan yang dapat memperparah tantangan keamanan pangan dan kesenjangan dalam distribusi pangan. Pengolahan limbah makanan yang tidak efektif menyebabkan dampak negatif pada lingkungan dan memperburuk ketidaksetaraan akses pangan. Seiring dengan kebutuhan akan energi terbarukan, diperlukan solusi untuk mengurangi tekanan pada sumber daya alam. Pemanfaatan sisa nasi untuk memproduksi bioetanol memiliki potensi dalam mengelola limbah makanan dan memproduksi bahan bakar alternatif. Konsumsi beras di Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada gambar 1, konsumsi beras di Indonesia sebanyak 30,2 juta ton pada tahun 2022. Sedangkan pada tahun 2023, konsumsi beras diperkirakan sekitar 30,90 juta ton. Dari data tersebut terjadi penurunan konsumsi beras. Gambar 1. Data konsumsi beras di Indonesia Sumber: Badan Pusat Statistik Penggunaan sisa nasi untuk produksi bioetanol menjadi fokus utama karena nasi adalah salah satu makanan pokok yang banyak dikonsumsi di Indonesia. Selain itu, meningkatnya transportasi di Indonesia juga turut meningkatkan konsumsi bahan bakar minyak sehingga menyebabkan kelangkaan. Tercatat di data Kementerian ESDM pada Gambar 2, diketahui bahwa terdapat kenaikan konsumsi BBM sebesar 9,6% atau # (data belum tersedia). Dengan memanfaatkan sisa nasi untuk produksi bioetanol, limbah makanan dapat dikelola dengan lebih efektif dan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dapat diproduksi. Hal ini akan membantu mengurangi tekanan pada sumber daya alam dan mengurangi dampak negatif limbah makanan terhadap lingkungan. Selain itu, penggunaan bioetanol juga dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Dalam mengimplementasikan pemanfaatan sisa nasi untuk produksi bioetanol, perlu dilakukan penelitian dan pengembangan teknologi yang lebih efisien dan ekonomis. Selain itu, perlu juga adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat dalam mengadopsi penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pengelolaan limbah makanan dapat menjadi lebih baik dan penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan dapat meningkat. Dalam kesimpulan, pemanfaatan sisa nasi untuk produksi bioetanol memiliki potensi dalam mengelola limbah makanan dan memproduksi bahan bakar alternatif. Dengan adanya dukungan dan pengembangan teknologi yang lebih efisien, penggunaan bioetanol dapat menjadi solusi untuk mengurangi tekanan pada sumber daya alam dan mengurangi dampak negatif limbah makanan terhadap lingkungan.