4 (257 suara) Pendahuluan: Panduan untuk Proses Pembelajaran yang Efektif Bagian 1: Identifikasi Tujuan Pembelajaran Bagian 2: Pengumpulan Data Bagian 3: Analisis Data Bagian 4: Evaluasi Isi Materi Bagian 5: Evaluasi Pengalaman Pengguna Bagian 6: Evaluasi Hasil Pembelajaran Kesimpulan: Mencapai Hasil Pembelajaran yang Optimal
Upacara Belian Paser merupakan tradisi unik yang masih dilestarikan oleh masyarakat Paser di Kalimantan Timur. Upacara ini merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur dan alam, serta sebagai simbol persatuan dan kebersamaan. Belian Paser biasanya diadakan di tempat-tempat sakral seperti di tepi sungai atau di hutan. Upacara ini diawali dengan prosesi penyambutan tamu dan pembukaan acara. Kemudian, dilanjutkan dengan berbagai ritual seperti tarian tradisional, pembacaan doa, dan sesaji kepada leluhur. Salah satu hal yang menarik dari Belian Paser adalah penggunaan pakaian adat yang indah dan berwarna-warni. Pakaian adat ini melambangkan kejayaan dan kemakmuran masyarakat Paser. Selain itu, terdapat juga berbagai macam makanan tradisional yang disajikan dalam upacara ini, seperti nasi kuning, rendang, dan kue-kue tradisional. Upacara Belian Paser tidak hanya menjadi tradisi yang diwariskan turun temurun, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Melalui upacara ini, kita dapat melihat kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakat Paser yang patut dilestarikan. Penutup: Upacara Belian Paser merupakan bukti nyata bahwa tradisi dan budaya dapat menjadi kekuatan yang mempersatukan dan melestarikan nilai-nilai luhur. Keindahan dan keunikan upacara ini patut kita lestarikan agar generasi mendatang dapat merasakan dan menikmati warisan budaya yang berharga ini.
Mantan mantri BRI Unit Sidoarjo Kota, berinisial DF, telah divonis bersalah oleh Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (PN Tipidkor) Juanda, Sidoarjo, atas dugaan korupsi dana nasabah senilai Rp 2 miliar. Sidang putusan yang digelar pada Jumat, 18 Oktober 2024, menjatuhkan hukuman 3 tahun penjara dan kewajiban membayar uang pengganti Rp 1,618 miliar kepada DF. Kasus ini bermula pada Januari 2022, ketika DF menawarkan nasabah berinisial FN untuk membuka rekening BRI Simpedes. FN, warga Citraland, menaruh kepercayaan kepada DF dan menyetorkan Rp 1,5 miliar. Namun, DF menyalahgunakan kepercayaan tersebut dengan meminjam KTP FN dengan alasan membantu proses pembukaan rekening. Alih-alih membantu, DF justru membuka layanan Mobile Banking tanpa sepengetahuan FN. Dengan iming-iming hadiah undian, DF membujuk FN untuk menambah saldo hingga Rp 2 miliar. DF kemudian melakukan manipulasi dokumen, termasuk pemalsuan saldo di buku tabungan FN. Kasus ini terungkap saat FN hendak memindahkan dananya ke rekening lain, hanya untuk menemukan saldo yang tersisa Rp 376.942. FN langsung mengadukan hal ini kepada Kepala Bank BRI Sidoarjo Kota, yang kemudian menginvestigasi dugaan penipuan tersebut. Terungkap bahwa DF telah menggunakan dana nasabah untuk kegiatan trading dan kebutuhan pribadinya. Akibatnya, pihak bank harus menanggung kerugian dan melakukan penggantian atas dana yang hilang. Vonis ini menjadi peringatan bagi para pegawai bank untuk selalu menjunjung tinggi etika dan profesionalitas dalam menjalankan tugas. Kepercayaan nasabah merupakan aset berharga yang harus dijaga dengan baik.
Di kantor desa, SDM (Sistem Manajemen Desa) memainkan peran kunci dalam menentukan kualitas pelayanan yang diberikan kepada. SDM adalah sistem yang dirancang untuk membantu desa dalam mengelola sumber daya, informasi, dan proses bisnis yang terkait dengan pelayanan publik. Dengan adanya SDM, desa dapat menyediakan layanan yang lebih efisien, transparan, dan akuntabel kepada masyarakat. Salah satu aspek penting yang ditangani oleh SDM di kantor desa adalah pengelolaan informasi masyarakat. SDM memungkinkan desa untuk mengumpulkan, menyimpan, dan memanfaatkan informasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Informasi ini dapat berupa data demografi, informasi ekonomi, informasi kesehatan, dan lain-lain. Dengan memiliki informasi yang lengkap dan terbaru, desa dapat merancang program dan kebijakan yang lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, SDM juga membantu dalam pengelolaan layanan publik di kantor desa. Melalui SDM, desa dapat mengelola berbagai layanan seperti pelayanan kependidikan, kesehatan, keagamaan, dan lain-lain. SDM memungkinkan desa untuk mengoptimalkan proses pelayanan, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan efisiensi dalam penyampaian layanan kepada masyarakat. Selain itu, SDM juga memainkan peran penting dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan di kantor desa. SDM memungkinkan desa untuk mengelola informasi dan data pelayanan secara terbuka dan transparan. Masyarakat dapat mengakses informasi ini melalui portal online atau aplikasi yang disediakan oleh SDM. Dengan adanya transparansi ini, masyarakat dapat memantau dan mengawasi pelayanan yang diberikan oleh kantor desa. Dalam mengelola SDM, kantor desa memerlukan sumber daya yang memadai, baik dari segi teknis maupun sumber daya manusia. SDM memerlukan infrastruktur teknologi informasi yang memadai, seperti server, jaringan internet, dan perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan. Selain itu, kantor desa juga memerlukan sumber daya manusia yang kompeten dalam pengelolaan dan operasional SDM. Dalam mengelola SDM, kantor desa juga perlu memperhatikan aspek keamanan dan privasi informasi masyarakat. Informasi masyarakat yang disimpan dalam SDM harus dilindungi dari akses yang tidak sah dan kebocoran informasi. Oleh karena itu, kantor desa perlu menerapkan kebijakan keamanan informasi yang ketat dan memastikan bahwa semua akses ke informasi tersebut dilakukan dengan otoritas yang berwenang. Dalam mengelola SDM, kantor desa juga perlu memperhatikan aspek evaluasi dan monitoring. SDM harus dilengkapi dengan sistem evaluasi dan monitoring yang memadai untuk memastikan bahwa layanan yang diberikan kepada masyarakat memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Evaluasi dan monitoring ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan dan perbaikan dalam penyampaian layanan kepada masyarakat. Dalam mengelola SDM, kantor desa juga perlu memperhatikan aspek pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. SDM memerlukan sumber daya manusia yang kompeten dalam pengelolaan dan operasional SDM. Oleh karena itu, kantor desa perlu menyediakan program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang memadai bagi staf SDM. Dalam mengelola SDM, kantor desa juga perlu memperhatikan aspek kolaborasi dan koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait. SDM memerlukan dukungan dan kolaborasi dari berbagai lembaga terkait dalam penyampaian layanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, kantor desa perlu membangun
Konflik sosial adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Perbedaan pendapat, nilai, dan kepentingan seringkali memicu perselisihan yang dapat berujung pada ketegangan dan bahkan kekerasan. Namun, konflik tidak selalu berujung buruk. Dengan pendekatan yang tepat, konflik dapat menjadi peluang untuk pertumbuhan dan perubahan positif. Berikut beberapa cara untuk menangani konflik sosial: * Komunikasi yang Efektif: Komunikasi terbuka dan jujur adalah kunci untuk menyelesaikan konflik. Dengarkan dengan empati, pahami perspektif lawan bicara, dan sampaikan pendapat Anda dengan jelas dan sopan. Hindari bahasa yang provokatif atau menyerang. * Mediasi dan Negosiasi: Mediasi dan negosiasi melibatkan pihak ketiga yang netral untuk membantu para pihak dalam konflik mencapai kesepakatan. Mediator membantu memfasilitasi komunikasi, menemukan titik temu, dan merumuskan solusi yang adil. * Resolusi Konflik: Resolusi konflik melibatkan proses sistematis untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang damai dan konstruktif. Ini melibatkan identifikasi akar masalah, pengembangan solusi yang saling menguntungkan, dan implementasi rencana aksi. * Peningkatan Toleransi dan Empati: Toleransi dan empati adalah kunci untuk membangun hubungan yang harmonis. Menerima perbedaan dan memahami perspektif orang lain dapat membantu mengurangi ketegangan dan membangun rasa saling menghormati. * Pendidikan dan Kesadaran: Pendidikan dan kesadaran tentang konflik sosial dapat membantu masyarakat memahami akar masalah dan mengembangkan strategi untuk mencegah dan menyelesaikan konflik. Menangani konflik sosial membutuhkan kesabaran, empati, dan komitmen untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan. Dengan pendekatan yang tepat, konflik dapat menjadi peluang untuk membangun masyarakat yang lebih kuat dan harmonis.