Mengapa Pendidikan Kewarganegaraan Tetap Relevan di Era Digital: Urgensi dan Kedudukan di Perguruan Tinggi **

** Pendidikan kewarganegaraan, seringkali dianggap sebagai mata kuliah klasik, mengalami perdebatan mengenai relevansinya di era digital. Namun, argumen ini justru mengabaikan peran vital pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk warga negara yang kritis, bertanggung jawab, dan aktif dalam menghadapi kompleksitas dunia modern. Di perguruan tinggi, pendidikan kewarganegaraan memiliki kedudukan yang strategis. Mahasiswa, sebagai calon pemimpin masa depan, membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya mengajarkan tentang sistem politik dan hukum, tetapi juga mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis, menganalisis isu-isu sosial, dan mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi bangsa. Di era digital, informasi mudah diakses, namun tidak selalu akurat. Pendidikan kewarganegaraan berperan penting dalam membekali mahasiswa dengan kemampuan literasi digital, mengajarkan mereka untuk memilah informasi, menghindari hoaks, dan menjalankan peran aktif dalam membangun ruang digital yang sehat. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan menanamkan nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan kepedulian sosial. Hal ini penting untuk membangun masyarakat yang harmonis dan berkelanjutan. Di tengah arus informasi yang deras, pendidikan kewarganegaraan mengingatkan mahasiswa tentang pentingnya menghormati perbedaan, berkolaborasi, dan bersama-sama membangun bangsa. Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi bukan sekadar mata kuliah, tetapi merupakan investasi untuk masa depan bangsa. Dengan menanamkan nilai-nilai kewarganegaraan yang kuat, perguruan tinggi berperan penting dalam melahirkan generasi muda yang berintegritas, bertanggung jawab, dan mampu menjawab tantangan zaman.