Kasih Sayang Kakak, Pelindung Sejati **

** Matahari sore menyinari gedung teater JKT48, tempat di mana empat gadis bersaudara, Shani, Gracia, Feni, Lia, dan Sila, menghabiskan sebagian besar waktu mereka. Namun, hari ini, suasana di teater terasa berbeda. Keheningan menyelimuti ruangan, hanya diiringi oleh suara tangis pilu yang berasal dari ruangan perawatan. Lia dan Sila, dua adik bungsu, terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Wajah mereka pucat, tubuh mereka gemetar, dan air mata mengalir deras di pipi mereka. Luka memar menghiasi lengan dan kaki mereka, bukti nyata dari perundungan yang mereka alami di sekolah. Shani, Gracia, dan Feni, tiga kakak perempuan mereka, duduk di kursi luar ruangan perawatan, wajah mereka dipenuhi kekhawatiran. Mereka tak henti-hentinya mengusap air mata, tak percaya bahwa adik-adik mereka harus mengalami hal seperti ini. "Kenapa mereka tega melakukan ini?" tanya Gracia, suaranya bergetar. "Aku tak akan membiarkan mereka lolos begitu saja," jawab Shani, rahangnya mengeras. Feni hanya bisa terdiam, hatinya hancur melihat adik-adiknya menderita. Kenangan tentang kejadian di sekolah masih terngiang jelas di benak mereka. Saat bodyguard yang mengawasi Lia dan Sila melaporkan kejadian perundungan tersebut, Shani, Gracia, dan Feni langsung bergegas ke sekolah. Mereka tak menyangka bahwa perundungan yang dialami adik-adik mereka begitu kejam. Melihat luka memar di tubuh Lia dan Sila, Shani, Gracia, dan Feni langsung panik. Mereka langsung membawa Lia dan Sila ke teater JKT48, tempat mereka biasa berlatih dan menghabiskan waktu bersama. Di teater, Shani, Gracia, dan Feni berusaha menenangkan Lia dan Sila. Namun, tangisan mereka tak kunjung berhenti. Saat Gracia dan Feni menyentuh punggung Lia dan Sila, darah mengalir dari baju seragam mereka yang putih. Shani, Gracia, dan Feni langsung menghubungi orang tua mereka, Argantara dan Veranda, untuk datang ke teater JKT48. Mereka tahu bahwa Lia dan Sila membutuhkan pertolongan medis. Di rumah sakit, Lia dan Sila menangis sejadi-jadinya. Mereka merasa sangat lelah dan takut. Dokter akhirnya memberikan obat penenang untuk menenangkan mereka. Beberapa jam kemudian, Lia dan Sila akhirnya sadar. Mereka langsung mencari Shani, Gracia, dan Feni. Namun, mereka tak menemukan ketiga kakak mereka di ruangan. "Kakak?" panggil Lia, suaranya bergetar. "Kakak?" panggil Sila, air matanya kembali mengalir. Shani, Gracia, dan Feni yang mendengar suara tangisan Lia dan Sila langsung masuk ke ruangan. Mereka memeluk erat adik-adik mereka, berusaha menenangkan mereka. "Kami di sini, sayang," kata Shani, suaranya lembut. "Kami tak akan membiarkan siapa pun menyakiti kalian lagi," tambah Gracia. Feni hanya bisa mengangguk, matanya berkaca-kaca. Lia dan Sila akhirnya tenang di pelukan ketiga kakak mereka. Mereka tahu bahwa mereka tak sendirian. Mereka memiliki keluarga yang mencintai dan melindungi mereka. Kejadian ini mengajarkan Lia dan Sila bahwa kasih sayang kakak adalah pelindung sejati. Mereka akan selalu memiliki Shani, Gracia, dan Feni di sisi mereka, siap menghadapi segala rintangan dan melindungi mereka dari bahaya.