Membangun Keberagaman dan Toleransi dalam Pembelajaran Agama Islam di Kelas 10 Kurikulum Merdeka

Membangun keberagaman dan toleransi dalam pembelajaran agama Islam di kelas 10 Kurikulum Merdeka merupakan hal yang penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan menghargai perbedaan. Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan bagi guru untuk merancang pembelajaran yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa, sehingga dapat menjadi wadah untuk menanamkan nilai-nilai keberagaman dan toleransi.

Menciptakan Ruang Dialog dan Diskusi yang Inklusif

Salah satu cara untuk membangun keberagaman dan toleransi dalam pembelajaran agama Islam adalah dengan menciptakan ruang dialog dan diskusi yang inklusif. Guru dapat mendorong siswa untuk aktif bertanya, berpendapat, dan saling menghargai perbedaan perspektif. Dalam diskusi, siswa dapat belajar untuk memahami berbagai interpretasi dan pandangan tentang ajaran Islam, serta menghargai keragaman budaya dan keyakinan yang ada di masyarakat.

Memanfaatkan Sumber Belajar yang Beragam

Kurikulum Merdeka mendorong penggunaan sumber belajar yang beragam, termasuk sumber digital dan multimedia. Guru dapat memanfaatkan sumber belajar ini untuk memperkenalkan siswa pada berbagai tradisi dan budaya Islam di berbagai belahan dunia. Dengan mempelajari berbagai tradisi dan budaya, siswa dapat memahami bahwa Islam memiliki keragaman yang kaya dan tidak monolitik.

Mengintegrasikan Nilai-Nilai Toleransi dalam Pembelajaran

Nilai-nilai toleransi dapat diintegrasikan dalam pembelajaran agama Islam dengan berbagai cara. Misalnya, guru dapat mengajarkan tentang sejarah Islam yang penuh dengan toleransi dan dialog antaragama. Guru juga dapat membahas tentang pentingnya menghormati hak asasi manusia dan menghargai perbedaan keyakinan.

Membangun Hubungan Antar-Siswa yang Harmonis

Membangun hubungan antar-siswa yang harmonis merupakan kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang toleran. Guru dapat mendorong siswa untuk saling mengenal, berkolaborasi, dan bekerja sama dalam berbagai kegiatan. Melalui interaksi yang positif, siswa dapat belajar untuk menghargai perbedaan dan membangun rasa persaudaraan.

Peran Guru sebagai Fasilitator dan Model

Guru memiliki peran penting dalam membangun keberagaman dan toleransi dalam pembelajaran agama Islam. Guru harus menjadi fasilitator yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, berdiskusi, dan saling menghargai. Guru juga harus menjadi model yang menunjukkan sikap toleran dan menghargai perbedaan.

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Aman dan Nyaman

Lingkungan belajar yang aman dan nyaman sangat penting untuk membangun keberagaman dan toleransi. Guru harus menciptakan suasana kelas yang bebas dari diskriminasi, bullying, dan kekerasan. Siswa harus merasa aman untuk mengungkapkan pendapat dan keyakinan mereka tanpa takut dihakimi.

Kesimpulan

Membangun keberagaman dan toleransi dalam pembelajaran agama Islam di kelas 10 Kurikulum Merdeka merupakan proses yang berkelanjutan. Guru dan siswa harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, menghargai perbedaan, dan mendorong dialog yang konstruktif. Dengan demikian, pembelajaran agama Islam dapat menjadi wadah untuk membangun karakter siswa yang toleran, berakhlak mulia, dan cinta damai.