Rahmat yang Tak Terduga **

** Kata-kata itu bergema dalam hatiku, sebuah pengakuan yang tak terduga. "Aku heran, Allah mau memb'ri rahmatNya padaku dan Kristus sudi menebus yang hina bagaiku!" Seolah-olah sebuah bisikan lembut, namun penuh kekuatan, menggugah jiwa yang lelah. Aku, yang merasa tak layak, tak berharga, tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan bahwa Allah, dalam kasih-Nya yang tak terhingga, memilih untuk menjangkauku. Kristus, Sang Juru Selamat, rela mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa-dosaku, dosa yang tak terhitung jumlahnya. Rasa syukur dan heran bercampur aduk dalam hatiku. Bagaimana mungkin Allah, yang maha suci, mau mencintai dan menerimaku, yang penuh dengan kekurangan? Namun, di tengah keraguan, sebuah keyakinan mulai tumbuh. "Aku tahu yang kupercaya dan aku yakin 'kan kuasaNya," bisik hatiku. Ya, aku percaya pada janji-Nya, pada kuasa-Nya yang tak terbatas. Aku yakin bahwa Ia, yang telah memulai pekerjaan baik ini dalam diriku, akan menyelesaikannya hingga hariNya kelak. Ia akan menjaga segala yang kutaruhkan di tangan-Nya, bahkan di tengah badai kehidupan yang tak terduga. Rasa damai dan harapan menyelimuti jiwaku. Aku bukan lagi seorang yang hina, melainkan anak-Nya yang dikasihi. Rahmat-Nya yang tak terduga telah mengubah hidupku, memberikan makna dan tujuan baru. Dan aku tahu, perjalanan ini baru saja dimulai. Aku akan terus berjalan bersama-Nya, mengandalkan kuasa-Nya, dan menantikan hari di mana aku akan bertemu dengan-Nya secara langsung.