Hak Aksi Demonstrasi dalam UUD 1945 dan Pelanggaran UU terkait

Aksi demonstrasi merupakan hak warga negara yang diakomodir dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Namun, hak ini tidak boleh disalahgunakan untuk menyebabkan kerusakan dan kerugian pada fasilitas umum. Pada bulan Oktober 2020, terjadi serangkaian aksi demonstrasi terkait UU Omnibus Law yang mengakibatkan kerusakan fasilitas publik, diantaranya 25 halte Trans-Jakarta. Kerugian demonstrasi di Jakarta tersebut diperkirakan mencapai Rp 65 miliar. a. Aksi demonstrasi yang merusak fasilitas umum tersebut tentu melanggar undang-undang (UU) yang mengatur tentang demonstrasi. UU yang mengatur mengenai demonstrasi adalah UU No. 2 Tahun 2020 tentang Demonstrasi. Pasal 6 ayat (1) UU tersebut menyatakan bahwa "Setiap warga negara berhak untuk melakukan demonstrasi". Namun, pasal 7 ayat (1) UU tersebut juga menyatakan bahwa "Setiap warga negara yang melakukan demonstrasi wajib mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku". b. Urutan peraturan perUUan tersebut dari peraturan yang tertinggi (UUD 1945) sampai dengan peraturan pelaksananya adalah sebagai berikut: 1. UUD 1945 Pasal 28 Ayat (1) UU No. 2 Tahun 2020 2. UU No. 2 Tahun 2020 tentang Demonstrasi 3. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 2 Tahun 2020 tentang Demonstrasi c. Berdasarkan urutan peraturan di atas, dapat disimpulkan bahwa aksi demonstrasi yang merusak fasilitas umum tentu melanggar undang-undang (UU) yang mengatur tentang demonstrasi. UU No. 2 Tahun 2020 tentang Demonstrasi mengatur bahwa setiap warga negara yang melakukan demonstrasi wajib mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu, pelanggaran terhadap UU ini dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.