Pengalaman Membosankan dalam Kegiatan Praktik Pembelajaran Terbimbing sebagai Mahasiswa PPG

Sebagai seorang mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG), saya telah menghadapi berbagai pengalaman dalam kegiatan praktik pembelajaran terbimbing. Namun, tidak semua pengalaman tersebut menarik dan berguna. Dalam artikel ini, saya akan berbagi pengalaman-pengalaman yang tidak menarik dan tidak berguna yang saya alami selama kegiatan praktik pembelajaran terbimbing. Pertama-tama, salah satu pengalaman yang tidak menarik adalah ketika saya diberi tugas untuk mengamati pembelajaran di kelas yang tidak sesuai dengan minat dan minat saya. Sebagai mahasiswa PPG, saya berharap dapat mengamati pembelajaran di kelas yang relevan dengan mata pelajaran yang saya minati. Namun, dalam beberapa kasus, saya ditempatkan di kelas yang tidak sesuai dengan minat saya, seperti matematika atau bahasa asing. Hal ini membuat saya merasa tidak termotivasi dan sulit untuk terlibat sepenuhnya dalam pengamatan pembelajaran. Selain itu, pengalaman yang tidak berguna adalah ketika saya diberi tugas untuk mengamati pembelajaran di kelas yang tidak memiliki suasana yang kondusif. Beberapa kelas yang saya amati memiliki suasana yang kacau dan tidak teratur, dengan siswa yang tidak tertarik dan sulit untuk diatur. Hal ini membuat pengamatan pembelajaran menjadi tidak efektif, karena sulit untuk melihat dan memahami interaksi antara guru dan siswa. Selain itu, suasana yang tidak kondusif juga dapat mempengaruhi motivasi dan minat saya dalam mengamati pembelajaran. Selanjutnya, pengalaman yang tidak menarik adalah ketika saya diberi tugas untuk mengamati pembelajaran di kelas yang tidak memiliki pendekatan pembelajaran yang inovatif. Sebagai mahasiswa PPG, saya berharap dapat melihat dan belajar dari guru-guru yang menggunakan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Namun, dalam beberapa kasus, saya ditempatkan di kelas yang masih menerapkan metode pembelajaran tradisional dan kurang menarik. Hal ini membuat pengamatan pembelajaran menjadi monoton dan kurang memotivasi. Terakhir, pengalaman yang tidak berguna adalah ketika saya tidak mendapatkan umpan balik yang memadai dari guru pembimbing selama kegiatan praktik pembelajaran terbimbing. Umpan balik yang konstruktif dan terarah sangat penting bagi perkembangan saya sebagai calon guru. Namun, dalam beberapa kasus, umpan balik yang saya terima sangat minim atau tidak ada sama sekali. Hal ini membuat saya sulit untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas pengamatan dan pembelajaran saya. Dalam kesimpulan, sebagai mahasiswa PPG, saya telah mengalami pengalaman-pengalaman yang tidak menarik dan tidak berguna dalam kegiatan praktik pembelajaran terbimbing. Pengalaman-pengalaman ini termasuk ditempatkan di kelas yang tidak sesuai dengan minat saya, mengamati pembelajaran di kelas yang tidak memiliki suasana yang kondusif, mengamati pembelajaran di kelas yang tidak memiliki pendekatan pembelajaran yang inovatif, dan tidak mendapatkan umpan balik yang memadai dari guru pembimbing. Semoga pengalaman-pengalaman ini dapat menjadi pembelajaran bagi institusi pendidikan untuk meningkatkan kualitas kegiatan praktik pembelajaran terbimbing bagi mahasiswa PPG.