Tegar, Si Pendiam yang Berubah **

Tegar, seorang siswa kelas 1 SMPN Pemalang 1, dikenal sebagai anak yang pendiam dan culun. Sifatnya yang pendiam dan penampilannya yang berbeda membuatnya menjadi sasaran empuk bagi Dika dan teman-temannya. Hampir setiap hari, Tegar harus menghadapi perundungan yang dilakukan oleh Dika dan kelompoknya. Dika, anak nakal dan jahil, seringkali menyiram Tegar dengan es teh, mengejeknya dengan sebutan "culun", dan bahkan memukulinya. Tegar selalu sabar dan berusaha untuk menahan amarahnya. Namun, kesabaran Tegar memiliki batas. Suatu hari, Dika dan teman-temannya kembali mengganggu Tegar. Kali ini, mereka memukuli Tegar dengan brutal. Tegar yang biasanya pasif, tiba-tiba meledak. Ia melawan Dika dengan penuh amarah, hingga hidung Dika patah dan ia pingsan. Kejadian ini membuat Tegar terkejut. Ia tidak percaya bahwa dirinya bisa melakukan hal tersebut. Ia merasa bingung dan takut atas apa yang telah terjadi. Peristiwa ini menjadi titik balik bagi Tegar. Ia menyadari bahwa ia tidak boleh terus-menerus menjadi korban perundungan. Ia harus berani melawan dan melindungi dirinya sendiri. Pesan:** Kisah Tegar mengajarkan kita bahwa setiap orang memiliki batas kesabaran. Ketika seseorang terus-menerus diintimidasi dan diperlakukan tidak adil, ia akan melawan. Penting bagi kita untuk memahami bahwa perundungan dapat berdampak buruk bagi korban dan dapat memicu reaksi yang tidak terduga. Sebagai siswa, kita harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Kita harus berani melawan perundungan dan membantu teman-teman kita yang menjadi korban. Ingatlah bahwa setiap orang berhak mendapatkan perlakuan yang baik dan adil.