Analisis Reaksi Publik Terhadap Pemblokiran Platform Digital oleh Kemenkominfo melalui Lensa Teori Pembelajaran Sosial

Artikel ini menganalisis reaksi publik terhadap pemblokiran tujuh platform digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggunakan kerangka kerja *Lawswell*. Analisis ini berfokus pada bagaimana Teori Pembelajaran Sosial menjelaskan respons publik, termasuk munculnya tagar #BlokirKominfo. A. Siapa? (Who): Sumber informasi adalah sistem kecerdasan buatan (AI) yang diprogram untuk menjawab pertanyaan berdasarkan data dan instruksi yang diberikan. Bukan individu spesifik yang memberikan analisis ini. B. Mengatakan Apa? (Says What): Analisis ini menjelaskan reaksi publik melalui lensa Teori Pembelajaran Sosial. Teori ini menekankan peran observasi (melihat reaksi orang lain), imitasi (meniru perilaku), proses kognitif (interpretasi individu), konteks sosial (lingkungan dan norma), dan pengaruh media dalam membentuk opini dan perilaku publik. Munculnya #BlokirKominfo diinterpretasikan sebagai manifestasi dari proses-proses ini. C. Melalui Saluran Apa? (In Which Channel): Analisis ini disampaikan melalui platform tanya jawab berbasis AI, sebuah antarmuka percakapan teks. D. Kepada Siapa? (To Whom): Analisis ini ditujukan kepada pengguna yang mengajukan pertanyaan, sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman atas fenomena sosial tersebut. E. Dengan Efek Apa? (With What Effect): Efek yang diharapkan adalah peningkatan pemahaman tentang bagaimana Teori Pembelajaran Sosial dapat menjelaskan reaksi publik terhadap peristiwa sosial-politik seperti pemblokiran platform digital. Analisis ini memberikan kerangka kerja untuk interpretasi yang lebih mendalam, berpotensi memicu diskusi dan penelitian lebih lanjut. Namun, efeknya bergantung pada interpretasi pembaca dan tidak secara langsung menyebabkan perubahan perilaku atau kebijakan. Harapannya, pemahaman yang lebih baik akan mendorong diskusi yang lebih konstruktif dan bijak.