Petualangan Waktu di Kota Tua **

** Mentari sore menyinari alun-alun kota tua. Angin sepoi-sepoi membawa aroma kopi dan kue dari toko-toko di sekitarnya. Di tengah keramaian, seorang anak laki-laki bernama Rian duduk di bangku taman, matanya tertuju pada sebuah jam saku antik yang baru saja ia temukan di toko barang antik milik kakeknya. Jam itu tampak istimewa, dengan ukiran rumit dan jarum yang berputar dengan aneh. Rian penasaran. Ia mencoba memutar tombol kecil di samping jam itu. Tiba-tiba, dunia di sekitarnya berputar. Suara-suara ramai berganti dengan kicauan burung dan suara gemericik air. Rian terkesiap. Ia berada di sebuah pasar tradisional yang ramai, dengan gerobak-gerobak penjual makanan dan pakaian tradisional. Orang-orang berpakaian seperti di film-film sejarah. Rian menyadari bahwa ia telah kembali ke masa lalu! Ia bertemu dengan seorang gadis kecil yang sedang menjual bunga. Gadis itu ramah dan mengajak Rian berkeliling pasar. Rian belajar banyak tentang kehidupan di masa lampau, tentang cara mereka berdagang, berpakaian, dan berkomunikasi. Namun, Rian juga menyadari bahwa masa lalu tidak selalu mudah. Ia melihat kemiskinan, penyakit, dan ketidakadilan yang terjadi di masa itu. Ia merasakan betapa beruntungnya ia hidup di zaman sekarang, dengan teknologi dan fasilitas yang lebih maju. Saat matahari mulai terbenam, Rian merasa sedih harus kembali ke masa kini. Ia berpamitan dengan gadis kecil itu dan kembali memutar tombol jam saku. Dunia berputar lagi, dan Rian kembali ke alun-alun kota tua. Jam saku itu masih ada di tangannya, namun pengalamannya di masa lalu telah mengubahnya. Ia belajar menghargai masa kini dan memahami bahwa setiap zaman memiliki tantangan dan keindahannya sendiri.