Kerajaan Mataram: Lokasi, Sumber Sejarah, dan Kondisi Sosial-Politik

Kerajaan Mataram, juga dikenal sebagai Mataram Kuno atau Mataram Hindu, adalah kelanjutan dari Kalingga di Jawa Tengah sekitar abad VIII. Kerajaan ini kemudian pindah ke Jawa Timur pada abad X dan berdiri hingga runtuh pada awal abad XI. Berlokasi di pedalaman Jawa T, Kerajaan Mataram ini dilingkari oleh banyak sungai dan memiliki pusat-pusat penting seperti kuil pemuja lembu dan candi Canggal. Kondisi sosial-politik Kerajaan Mataram ini dapat diceritakan melalui sumber-sumber sejarah yang tersedia. Salah satu sumber utama adalah prasasti yang ditemukan di wilayah Kerajaan Mataram. Prasasti-prasasti ini memberikan informasi tentang kehidupan sosial, politik, dan ekonomi masyarakat pada masa itu. Misalnya, prasasti Sanjaya menggambarkan kebijakan raja bernama Sanjaya yang memerintah dengan adil dan makmur. Selain itu, sumber sejarah lainnya adalah candi-candi dan kuil-kuil yang ada di wilayah Kerajaan Mataram. Candi-candi ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol kekuasaan dan keagamaan raja. Candi-candi seperti Candi Arjuna dan Candi Penataran menunjukkan pengaruh agama Hindu pada masa itu. Kondisi sosial-politik Kerajaan Mataram juga dapat dilihat dari hasil bumi yang diperdagangkan. Kerajaan ini memiliki hasil bumi yang laku diperdagangkan, seperti emas, perak, cula badak, dan gading gajah. Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Mataram memiliki kekayaan sumber daya alam dan berperan penting dalam perdagangan pada masa itu. Kerajaan Mataram juga dipimpin oleh raja bernama Sima yang memerintah dengan keras tetapi adil. Di bawah pemerintahannya, rakyat hidup aman dan makmur. Hal ini menunjukkan bahwa raja Sima memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik dan mampu menciptakan kondisi yang stabil dan harmonis bagi rakyatnya. Setelah kematian raja Sima, Kerajaan Mataram terbagi menjadi dua, yaitu Kalingga utara (Bumi Mataram) di bawah Sanaha (cucu Ratu Sima) dan Kalingga selatan (Bumi Sambara) di bawah Dewasinga. Sanaha menikah dengan Bratasenawa atau Sanna (raja ketiga Kerajaan Galuh), yang melahirkan Sanjaya. Sanjaya kemudian menikahi putri Dewasinga bernama Dewi Sudiwara yang melahirkan Rakai Panangkaran, raja kedua Kerajaan Medang/Mataram Kuno. Kerajaan Mataram memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia. Melalui sumber-sumber sejarah yang tersedia, kita dapat memahami kondisi sosial-politik Kerajaan Mataram dan peranannya dalam perkembangan sejarah Indonesia. Kerajaan ini menunjukkan keberhasilan dalam membangun kehidupan sosial, politik, dan ekonomi yang makmur, serta berkontribusi dalam perdagangan dan pengaruh agama Hindu pada masa itu.