Gelombang Demokrasi dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Hari HAM Sedunia: Refleksi atas Cita-cita Indonesi

Gelombang demokrasi yang menghampiri berbagai negara di dunia telah memicu berbagai perubahan politik, sosial, dan hukum. Salah satu dampak signifikan dari gelombang ini adalah peningkatan perhatian terhadap hak asasi manusia (HAM). Hal ini terlihat dari berbagai inisiatif dan gerakan yang muncul, salah satunya adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Hari HAM Sedunia. PBB Hari HAM Sedunia didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan melindungi HAM di seluruh dunia. Namun, di Indonesia, penuntasan pelanggaran HAM masih jauh dari cita-cita yang diharapkan. Demokrasi, sebagai sistem pemerintahan yang menekankan pada partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan, secara inheren memerlukan penghormatan terhadap HAM. Dalam konteks Indonesia, demokrasi seharusnya menjadi landasan untuk mencapai perlindungan HAM yang efektif. Namun, kenyataannya, pelanggaran HAM masih terjadi dan belum sepenuhnya ditangani. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara cita-cita demokrasi dan kenyataan praktiknya di Indonesia. Salah satu faktor utama yang menyebabkan kesenjangan ini adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat serta aparat penegak hukum tentang HAM. Meskipun Indonesia telah meratifikasi berbagai instrumen HAM, pelaksanaannya masih lemah. Kurangnya edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya HAM juga berkontribusi pada terjadinya pelanggaran. Selain itu, korupsi dan nepotisme yang merajalela juga menjadi hambatan dalam upaya penuntasan pelanggaran HAM. Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi Indonesia untuk memperkuat sistem demokrasi dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat serta aparat penegak hukum tentang HAM. Pemerintah dan lembaga penegak hukum harus bekerja sama untuk menerapkan dan menegakkan hukum HAM secara tegas dan konsisten. Selain itu, perlunya transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengambilan keputusan juga sangat penting untuk memastikan bahwa HAM dihormati dan dilindungi. Dalam menghubungkan konsep demokrasi dengan penuntasan pelanggaran HAM di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa demokrasi seharusnya menjadi landasan untuk mencapai perlindungan HAM yang efektif. Namun, tantangan yang dihadapi menunjukkan adanya kesenjangan antara cita-cita demokrasi dan kenyataan praktiknya di Indonesia. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya bersama dari masyarakat, pemerintah, dan aparat penegak hukum untuk memperkuat sistem demokrasi dan menegakkan HAM secara tegas dan konsisten.