Golongan Darah AB: Penerima Universal atau Mitos?

Golongan darah adalah sistem klasifikasi darah berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigenik tertentu pada permukaan sel darah merah. Sistem penggolongan darah ABO, yang ditemukan pada awal abad ke-20, membagi darah manusia menjadi empat golongan utama: A, B, AB, dan O. Masing-masing golongan ini dibedakan berdasarkan keberadaan atau ketiadaan antigen A dan B pada permukaan sel darah merah, serta keberadaan atau ketiadaan antibodi terhadap antigen ini dalam plasma darah. Golongan darah AB, yang ditandai dengan keberadaan antigen A dan B pada sel darah merah, sering disebut sebagai "penerima universal" karena kemampuannya untuk menerima transfusi darah dari semua golongan darah ABO. Namun, seberapa akurat julukan ini? Artikel ini akan membahas selit-belit golongan darah AB, mengeksplorasi karakteristik uniknya, implikasinya untuk transfusi darah, dan fakta menarik lainnya.

Golongan darah AB, yang ditandai dengan keberadaan antigen A dan B pada permukaan sel darah merah, memang memiliki karakteristik unik yang membuatnya istimewa dalam konteks transfusi darah. Kemampuannya untuk menerima sel darah merah dari semua golongan darah ABO, yang membuatnya mendapatkan julukan "penerima universal," merupakan keuntungan yang signifikan dalam situasi darurat medis. Namun, penting untuk diingat bahwa istilah "penerima universal" hanya berlaku untuk sel darah merah, dan individu dengan golongan darah AB tetap perlu menerima plasma darah dari golongan darah AB lainnya untuk menghindari reaksi transfusi. Meskipun ada klaim tentang hubungan antara golongan darah dan kepribadian, penting untuk dicatat bahwa klaim ini tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Golongan darah AB, seperti golongan darah lainnya, merupakan aspek menarik dari fisiologi manusia yang terus dipelajari dan dipahami lebih lanjut.