Gender dan Ketidaksetaraan dalam Struktur Sosial Vertikal Desa: Sebuah Tinjauan Sosiologis **

1. Pendahuluan: Artikel ini akan membahas tentang gender dalam konteks struktur sosial vertikal desa, dengan fokus pada bagaimana peran, tanggung jawab, dan akses terhadap sumber daya dibagi berdasarkan jenis kelamin. Melalui lensa sosiologi pedesaan, kita akan melihat bagaimana struktur sosial dan fisik desa berkontribusi pada ketidaksetaraan gender. 2. Struktur Sosial Vertikal dan Gender: * Hierarki Kekuasaan: Struktur sosial vertikal desa seringkali menempatkan laki-laki pada posisi dominan dalam hal kekuasaan, pengambilan keputusan, dan kepemilikan sumber daya. Hal ini dapat terlihat dalam kepemimpinan desa, akses terhadap pendidikan, dan peluang ekonomi. * Pembagian Peran: Peran tradisional gender seringkali diwariskan dan diperkuat oleh struktur sosial vertikal. Perempuan seringkali diharapkan untuk mengurus rumah tangga, anak-anak, dan pekerjaan pertanian yang dianggap "perempuan", sementara laki-laki bertanggung jawab atas yang dianggap "laki-laki" seperti bertani, berburu, atau memimpin keluarga. * Akses terhadap Sumber Daya: Perempuan seringkali memiliki akses yang terbatas terhadap sumber daya seperti tanah, modal, dan pendidikan. Hal ini dapat memperkuat ketidaksetaraan gender dan membatasi peluang perempuan untuk maju. 3. Struktur Fisik Desa dan Gender: * Tata Ruang: Struktur fisik desa dapat mencerminkan pembagian peran gender. Misalnya, ruang publik seperti pasar atau tempat pertemuan seringkali didominasi oleh laki-laki, sementara ruang privat seperti dapur atau pekarangan seringkali menjadi domain perempuan. * Akses terhadap Infrastruktur: Perempuan seringkali memiliki akses yang terbatas terhadap infrastruktur seperti air bersih, sanitasi, dan transportasi. Hal ini dapat memperburuk beban kerja perempuan dan membatasi mobilitas mereka. 4. Sosiologi Pedesaan dan Gender: * Normatifitas: Norma-norma sosial dan budaya yang berlaku di desa dapat memperkuat ketidaksetaraan gender dan membatasi peluang perempuan. * Dinamika: Perubahan sosial, seperti urbanisasi atau modernisasi, dapat memengaruhi peran gender dan struktur sosial vertikal di desa. 5. Kesimpulan: Memahami gender dalam konteks struktur sosial vertikal desa sangat penting untuk memahami dinamika sosial dan ketidaksetaraan gender di desa. Struktur sosial vertikal dan struktur fisik desa, yang dikaji melalui lensa sosiologi pedesaan, menunjukkan bagaimana peran, tanggung jawab, dan akses terhadap sumber daya dibagi berdasarkan jenis kelamin, yang seringkali menguntungkan laki-laki dan merugikan perempuan. Pemikiran para tokoh sosiologi pedesaan seperti Redfield, Tonnies, Giddens, Lefebvre, Sassen, Durkheim, dan Weber memberikan kerangka kerja yang penting untuk memahami fenomena ini. 6. Refleksi:** Memahami ketidaksetaraan gender dalam struktur sosial vertikal desa merupakan langkah penting dalam membangun masyarakat yang adil dan setara. Dengan memahami akar permasalahan, kita dapat bekerja sama untuk menciptakan perubahan positif yang memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang, terlepas dari jenis kelamin.