Prinsip Pelaksanaan Keuangan Des

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) merupakan salah satu aspek penting dalam pemerintahan desa. Sesuai dengan UU Nomor 6 Tahun 2014 dan peraturan pelaksanaannya, pemerintah desa diwajibkan untuk mandiri dalam mengelola keuangan dan sumber daya yang dimiliki, termasuk pengelolaan keuangan dan pendapatan asli desa. Saat ini, terdapat 74.093 desa di Indonesia yang mengelola dana desa, pendapatan asli desa, dan pendapatan transfer dari alokasi dana desa, pajak, retribusi, dan bantuan keuangan dari APBD Kabupaten/Kota. Dalam pelaksanaan keuangan desa, terdapat beberapa prinsip yang harus ditaati. Prinsip-prinsip ini mencakup penerimaan dan pengeluaran dalam APB Desa. Salah satu prinsip utama adalah bahwa seluruh penerimaan dan pengeluaran desa harus dilakukan melalui rekening kas desa. Pencairan dana dari rekening kas desa harus ditandatangani oleh kepala desa dan bendahara desa. Namun, bagi desa yang tidak memiliki layanan perbankan di wilayahnya, pengaturannya akan ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota. Selain itu, pembayaran kepada pihak ketiga secara normalnya dilakukan melalui transfer ke rekening bank pihak ketiga. Namun, dalam beberapa kasus, bendahara desa dapat menyimpan uang tunai dalam kas desa untuk kebutuhan operasional desa. Hal ini harus sesuai dengan peraturan bupati/walikota. Selain itu, pembayaran kepada pihak ketiga juga dapat dilakukan dengan menggunakan kas tunai melalui pelaksanaan kegiatan (panjar kegiatan). Pemberian panjar kepada pelaksana kegiatan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari kepala desa setelah melalui verifikasi oleh sekretaris desa. Seluruh penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah serta ditandatangani oleh kepala desa dan bendahara desa. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, diharapkan pelaksanaan keuangan desa dapat berjalan dengan baik dan transparan. Prinsip-prinsip ini juga membantu dalam mengelola keuangan desa secara efektif dan efisien. Penting bagi desa untuk memastikan bahwa semua penerimaan dan pengeluaran didokumentasikan dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan demikian, keuangan desa dapat menjadi sumber daya yang dapat digunakan untuk memajukan desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Dalam kesimpulan, prinsip-prinsip pelaksanaan keuangan desa sangat penting dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan desa. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, diharapkan desa dapat mengelola keuangan dengan baik dan memanfaatkannya untuk memajukan desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.