Sekolah Anehku **

Mocafh, seorang remaja berusia 16 tahun, memutuskan untuk mendaftar di SMA baru bernama "Mocafh" setelah mengalami bullying di sekolah lamanya. Tertarik dengan fasilitas yang ditawarkan, seperti kamar asrama, toilet dan kamar mandi yang bersih, serta makanan bergizi yang disediakan dua kali sehari, Mocafh mendaftar tanpa curiga. Pada hari pertama, Mocafh mengikuti petunjuk aplikasi sekolah yang membawanya ke sebuah hutan. Rasa takut dan keingintahuan bercampur dalam dirinya saat ia menemukan gerbang aneh yang membawanya ke dunia yang tak terbayangkan. Sekolah ini ternyata dihuni oleh makhluk-makhluk aneh yang diluar nalar. Di ruang pendaftaran, Mocafh bertemu dengan makhluk berkepala rusa yang mengerikan. Ia diberi kunci kamar 212 dan kelas 11R, yang diampu oleh wali kelas bernama Bromo Dedali, yang bisa dipanggil Dali atau Lily. Di kelas, Mocafh bertemu dengan teman-teman barunya yang unik: Erin si demon, Bery si monster setinggi 8 kaki, Lia si setengah alien dan siluman kucing, Sonya si siluman kecoa hijau, dan Bavaria si esper yang matanya putih tanpa pupil. Bavaria, yang memiliki fetish terhadap monster, berpacaran dengan Bery sejak SD. Mocafh merasa aneh dan sedikit ngeri dengan lingkungan barunya, namun ia juga merasakan rasa penasaran dan kegembiraan. Ia mulai beradaptasi dengan kehidupan di sekolah aneh ini, belajar tentang makhluk-makhluk yang berbeda, dan menemukan makna persahabatan yang tak terduga. Ending: Seiring berjalannya waktu, Mocafh menyadari bahwa sekolah aneh ini bukanlah tempat yang menakutkan, melainkan tempat yang penuh dengan keajaiban dan pembelajaran. Ia belajar untuk menerima perbedaan, menghargai keunikan setiap makhluk, dan menemukan kekuatan dalam dirinya sendiri. Mocafh akhirnya menemukan jati dirinya di sekolah aneh ini, dan ia pun bersyukur atas pengalaman unik yang telah ia lalui. Wawasan:** Kisah Mocafh mengajarkan kita bahwa perbedaan bukanlah hal yang perlu ditakutkan, melainkan sesuatu yang dapat memperkaya hidup kita. Sekolah aneh ini menjadi tempat di mana Mocafh menemukan jati dirinya dan belajar untuk menerima dan menghargai perbedaan. Kisah ini juga mengingatkan kita bahwa persahabatan dapat terjalin di tempat yang tak terduga, dan bahwa kita semua memiliki potensi untuk menemukan kebahagiaan dan makna dalam hidup, terlepas dari lingkungan kita.