Shani, Sang Kakak yang Penyayang **

Senja menyapa Jakarta, langit berwarna jingga menyelimuti gedung teater JKT48. Di dalam, suasana sedikit tegang. Shani, sang kapten, terlihat marah kepada Lia dan Sila, dua adiknya di JKT48. Luka di jari mereka tersembunyi, dan Shani tahu itu karena dirinya. "Kenapa kalian sembunyikan?" tanya Shani, suaranya sedikit meninggi. Lia dan Sila hanya terdiam, takut. Mereka takut dimarahi lagi. "Kalian harus jujur, jangan takut," lanjut Shani, nada bicaranya mulai melunak. Namun, Lia dan Sila tetap terdiam. Rasa takut masih mencengkeram hati mereka. Shani mencoba mendekati mereka, namun Lia dan Sila langsung mundur. Mereka masih takut. Shani pun berusaha menenangkan mereka, "Aku tidak akan marah lagi, ayo sini." Dengan hati-hati, Shani menarik tangan Lia dan Sila. Mereka sedikit memberontak, namun Shani tetap sabar. Ia tahu, mereka masih takut. "Tenang, aku di sini," bisik Shani lembut. Saat Shani mencoba mendekati mereka, Lia dan Sila tersandung kursi teater dan jatuh. Kaki mereka berdarah. Shani langsung panik, ia ingin mendekati mereka, namun Lia dan Sila kembali mundur. "Jangan takut, aku akan bantu," ucap Shani, suaranya penuh kelembutan. Akhirnya, Shani menggendong Lia dan Sila. Para member JKT48 yang melihat kejadian ini terharu. Mereka melihat kasih sayang Shani kepada Lia dan Sila. Bahkan Gracia dan Feni pun menangis. Shani, sang kakak yang penyayang, selalu ada untuk adik-adiknya. Ia selalu berusaha melindungi dan menenangkan mereka, meskipun terkadang harus bersikap tegas. Pesan:** Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya kasih sayang dan pengertian dalam sebuah keluarga. Meskipun terkadang kita harus bersikap tegas, namun kasih sayang dan pengertian tetaplah yang utama.