Ku Merindukanmu, Ibu

Pendahuluan: Air mata rindu mengalir saat aku melihat foto-foto kita dalam album hitam jelaga. Aku merindukan pelukanmu, Ibu, meski sering kali kita bertengkar. Aku tak bisa membencimu, karena hanya Ibu yang bisa menenangkan hatiku saat sedih. Bagian: ① Kenangan Indah: Aku teringat saat Ibu selalu ada untukku. Meski kita terpisah, Ibu selalu memberiku dukungan dan cinta. Aku tak lama mengenal Ibu sebelum Ibu pergi bekerja di luar negeri. Setelah pulang, Ibu meminta ayah untuk menceraikan kami. Aku dan kakakku tinggal bersama nenek. ② Kakakku yang Ambisius: Kakakku masih belum menikah karena ingin fokus pada pendidikannya. Aku bertanya mengapa ia tak ingin bahagia dengan keluarga terlebih dahulu, tapi ia menjawab bahwa ia ingin bahagia dengan keluarga saat ia sudah matang. Aku masih belum memikirkan hal itu. ③ Rindu yang Tak Terbalas: Aku merindukan senyuman Ibu yang bisa menghilangkan rasa gelisahku. Ibu pulang hanya sekali atau tiga tahun sekali, kadang-kadang bahkan empat tahun sekali. Aku pernah curhat pada paman dan bibiku, dan mereka bilang bahwa semua ibu memiliki alasan sendiri untuk meninggalkan anak. Meski begitu, aku tetap sulit menerima alasan itu. Kesimpulan: Rindu pada Ibu tak pernah hilang. Meski kita terpisah jauh, aku selalu merindukan pelukanmu, Ibu. Aku tak bisa membenci Ibu, karena aku tahu bahwa Ibu sayang padaku dan tak pernah meninggalkanku tanpa alasan yang kuat.