Perbandingan Hukum Puasa Sunnah dalam Mazhab Syafi'i dan Hambali

4 (246 suara)

Puasa sunnah adalah ibadah yang dianjurkan dalam Islam dan memiliki banyak keutamaan. Namun, hukum dan pelaksanaannya bisa berbeda-beda tergantung pada mazhab yang diikuti. Dalam esai ini, kita akan membahas perbandingan hukum puasa sunnah dalam mazhab Syafi'i dan Hambali.

Apa perbedaan hukum puasa sunnah dalam mazhab Syafi'i dan Hambali?

Dalam mazhab Syafi'i, hukum puasa sunnah adalah sunnah muakkad, yaitu sunnah yang dianjurkan dan ditekankan. Jika seseorang melaksanakannya, ia akan mendapatkan pahala, tetapi jika meninggalkannya, tidak berdosa. Sementara dalam mazhab Hambali, hukum puasa sunnah adalah mustahabb, yaitu dianjurkan tetapi tidak ditekankan. Jika seseorang melaksanakannya, ia akan mendapatkan pahala, tetapi jika meninggalkannya, tidak berdosa.

Bagaimana hukum puasa sunnah pada hari Jumat menurut mazhab Syafi'i dan Hambali?

Menurut mazhab Syafi'i, puasa sunnah pada hari Jumat adalah makruh, kecuali jika dihubungkan dengan puasa sehari sebelum atau sesudahnya. Sementara menurut mazhab Hambali, puasa sunnah pada hari Jumat adalah boleh dan tidak makruh, asalkan tidak hanya puasa pada hari Jumat saja.

Apa hukum puasa sunnah pada hari Sabtu menurut mazhab Syafi'i dan Hambali?

Menurut mazhab Syafi'i, puasa sunnah pada hari Sabtu adalah makruh, kecuali jika dihubungkan dengan puasa sehari sebelum atau sesudahnya. Sementara menurut mazhab Hambali, puasa sunnah pada hari Sabtu adalah boleh dan tidak makruh, asalkan tidak hanya puasa pada hari Sabtu saja.

Bagaimana hukum puasa sunnah pada hari-hari putih menurut mazhab Syafi'i dan Hambali?

Menurut mazhab Syafi'i dan Hambali, hukum puasa sunnah pada hari-hari putih (13, 14, dan 15 dari setiap bulan Hijriyah) adalah sunnah muakkad atau mustahabb. Jika seseorang melaksanakannya, ia akan mendapatkan pahala, tetapi jika meninggalkannya, tidak berdosa.

Apa hukum puasa sunnah pada hari Nisfu Sya'ban menurut mazhab Syafi'i dan Hambali?

Menurut mazhab Syafi'i, hukum puasa sunnah pada hari Nisfu Sya'ban adalah sunnah muakkad. Sementara menurut mazhab Hambali, hukum puasa sunnah pada hari Nisfu Sya'ban adalah mustahabb.

Dari pembahasan di atas, kita dapat melihat bahwa terdapat beberapa perbedaan dalam hukum puasa sunnah menurut mazhab Syafi'i dan Hambali. Meskipun demikian, tujuan utama dari puasa sunnah adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan pahala-Nya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami hukum dan tata cara puasa sunnah sesuai dengan mazhab yang kita ikuti.