Bayangan Ketakutan di Balik Senyum **
3 (208 suara) ** Udara di ruang pengobatan terasa dingin dan mencekam. Bau obat-obatan menyatu dengan aroma darah yang masih segar, menciptakan aroma yang tak sedap. Shani, Gracia, dan Feni, tiga kakak beradik yang terluka parah, terbaring lemah di ranjang masing-masing. Luka-luka mereka masih mengeluarkan darah, dan wajah mereka pucat pasi. Ria dan Veranda, pemimpin geng Defensor yang terkenal kejam, berdiri di samping mereka. Tatapan mereka tajam dan dingin, memancarkan aura ketakutan yang membuat siapa pun yang melihatnya merinding. "Bawa mereka ke kamar," perintah Ria dengan suara dingin yang menusuk. Tak ada yang berani membantah. Para anggota Defensor, yang biasanya berani dan tak kenal takut, langsung bergerak dengan sigap. Mereka mengangkat ketiga kakak beradik itu dengan hati-hati dan membawanya ke kamar yang telah disiapkan. Di dalam kamar, suasana semakin mencekam. Dinding-dindingnya berwarna gelap, dan jendela-jendela tertutup rapat. Hanya cahaya redup dari lampu yang menerangi ruangan. Ketiga kakak beradik itu diletakkan di ranjang yang empuk, namun mereka tetap merasa tidak nyaman. Ria dan Veranda duduk di kursi di dekat ranjang. Mereka mengawasi ketiga kakak beradik itu dengan tatapan tajam. "Kalian beruntung masih hidup," kata Veranda dengan suara dingin. "Tapi ingat, ini hanya peringatan. Jika kalian berani melawan kami lagi, kalian akan menyesalinya." Shani, Gracia, dan Feni hanya bisa terdiam. Mereka takut, namun mereka juga marah. Mereka tidak akan pernah melupakan apa yang telah dilakukan oleh Defensor kepada mereka. "Kami akan membalas dendam," bisik Shani dengan suara pelan. Ria dan Veranda tersenyum sinis. Mereka tahu bahwa ketiga kakak beradik itu tidak akan pernah bisa mengalahkan mereka. Defensor adalah geng yang paling kuat di dunia, dan mereka tidak akan pernah ragu untuk menggunakan kekuatan mereka untuk melindungi diri mereka sendiri. Ketiga kakak beradik itu terbaring di ranjang, dibayangi oleh ketakutan dan dendam. Mereka tahu bahwa hidup mereka tidak akan pernah sama lagi. Mereka telah menjadi musuh Defensor, dan mereka akan selamanya hidup dalam bayang-bayang ketakutan.
