Kompleksitas Tindak Pidana dalam Pasar Modal dan Tantangan Penegakan Hukum

Tindak pidana dan aktivitas di bidang pasar modal semakin kompleks, yang berdampak pada semakin canggihnya teknik yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Sanksi pidana yang ditetapkan dalam Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) tidak sepenuhnya efektif tanpa dukungan aparat penegak hukum lainnya. Tantangan yang dihadapi oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bapepam (sekarang OJK) sebagai aparat penegak hukum semakin berat seiring dengan semakin canggihnya teknik tindak pidana, termasuk tindak pidana dalam bidang pasar modal. UUPM membagi tindak pidana bidang pasar modal menjadi dua, yaitu tindak pidana yang bersifat pelanggaran dan tindak pidana yang bersifat kejahatan. Bapepam/OJK bertindak sebagai pengawas dan berupaya keras untuk mengatasi serta mencegah tindak kejahatan di pasar modal melalui tindakan preventif dan represif. Jenis-jenis tindak pidana pasar modal menurut UUPM antara lain penipuan, manipulasi pasar, dan perdagangan orang dalam. UUPM menetapkan sanksi pidana bagi para pelaku tindak pidana berupa denda dan pidana penjara yang bervariasi, mulai dari kurungan selama 1 tahun dan denda sebesar Rp 1.000.000.000,- hingga penjara selama 10 tahun dengan denda Rp 15.000.000.000,-. Tindak pidana dalam pasar modal memiliki karakteristik, di antaranya adalah objek berupa informasi dan ketergantungan pelaku pada kemampuan membaca situasi pasar untuk kepentingan pribadi. Pembuktian tindak pidana pasar modal cenderung sulit karena dampaknya dapat berakibat fatal dan luas. Pasal 91 UUPM mendefinisikan manipulasi pasar sebagai tindakan yang menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek. Beberapa pola manipulasi pasar antara lain... Konten akan dilanjutkan sesuai kebutuhan artikel.