Tahapan Pemeriksaan dan Pemanggilan terhadap Korporasi dalam Hukum Pida

Tahapan pemeriksaan dan pemanggilan terhadap korporasi merupakan bagian penting dalam proses hukum pidana. Korporasi dapat menjadi tersangka dalam berbagai tindak pidana, seperti Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Dalam hal ini, penyelidikan dan penyidikan dapat dilakukan terhadap korporasi tersebut. Pemeriksaan terhadap korporasi dilakukan oleh penyidik yang memanggil korporasi tersebut melalui surat panggilan yang sah. Pengurus korporasi yang diwakili harus hadir dalam pemeriksaan tersebut. Jika korporasi telah dipanggil secara patut dan pengurusnya tidak hadir, menolak hadir atau tidak menunjuk pengurus untuk mewakili korporasi dalam pemeriksaan, maka penyidik dapat menentukan salah seorang pengurus untuk mewakili korporasi dan memanggil sekali lagi dengan perintah kepada petugas untuk membawa pengurus tersebut secara paksa. Selain itu, penyidik juga wajib melakukan penyitaan terhadap Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga korporasi atau akta lain dalam hal korporasi sebagai tersangka. Penyitaan ini dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan dalam penyelidikan dan penyidikan. Sebelum melakukan penuntutan ke pengadilan, jaksa yang ditunjuk sebagai penuntut umum harus melakukan tahapan pra penuntutan terlebih dahulu. Penuntut umum yang ditunjuk, meneliti kelengkapan berkas perkara antara lain. Dalam konteks ini, penting bagi korporasi untuk memastikan bahwa mereka memiliki pengurus yang mewakili mereka dalam proses pemeriksaan dan pemanggilan. Selain itu, korporasi juga harus memastikan bahwa mereka memiliki dokumen-dokumen yang diperlukan untuk mendukung proses penyelidikan dan penyidikan. Secara keseluruhan, tahapan pemeriksaan dan pemanggilan terhadap korporasi merupakan bagian penting dalam proses hukum pidana. Korporasi harus memastikan bahwa mereka memiliki pengurus yang mewakili mereka dan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam proses penyelidikan dan penyidikan.