Etika Bisnis: Dari Keuntungan Semata Menuju Manfaat Manusia **

Dalam era globalisasi, bisnis telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dari kebutuhan dasar hingga hiburan, hampir semua aspek kehidupan kita terpengaruh oleh aktivitas bisnis. Namun, di tengah arus kapitalisme yang mengutamakan keuntungan, muncul pertanyaan mendasar: apakah bisnis hanya sekadar mesin uang, atau memiliki tanggung jawab etis yang lebih luas? Pernyataan "bisnis diharapkan bahkan dituntut untuk menawarkan sesuatu yang berguna bagi manusia, dan tidak sekadar menawarkan hanya demi memperoleh keuntungan semata" merupakan refleksi dari kesadaran etis yang semakin berkembang. Bisnis tidak hanya bertugas menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham, tetapi juga memiliki kewajiban moral untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Sudut Pandang: Dari perspektif mahasiswa, kita dapat melihat bagaimana bisnis yang beretika dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan kita. Misalnya, perusahaan yang memproduksi makanan sehat dan terjangkau dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Atau, perusahaan yang menerapkan program magang dan pengembangan karyawan dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri. Manfaat: Bisnis yang berfokus pada manfaat manusia memiliki potensi untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Mereka dapat mendorong inovasi yang berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja yang layak, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kesimpulan:** Etika bisnis bukan sekadar slogan, melainkan komitmen yang harus dijalankan. Dengan mengutamakan manfaat manusia, bisnis dapat membangun kepercayaan dan menciptakan nilai jangka panjang, baik bagi perusahaan maupun bagi masyarakat. Sebagai generasi muda, kita memiliki peran penting dalam mendorong bisnis untuk menjalankan etika dan memberikan kontribusi positif bagi dunia.