Teori Hierarki Norma dalam Hukum: Konsep dan Implikasiny

Hàns Kelsen adalah seorang ahli hukum yang terkenal dengan teori hierarki norma atau yang dikenal juga sebagai teori stuffenbau. Menurut Kelsen, norma hukum terdiri dari tata susunan hierarki yang berjenjang. Artinya, suatu norma yang lebih rendah berlaku dan bersumber atas dasar norma yang lebih tinggi. Begitu seterusnya, hingga mencapai suatu norma dasar yang tidak dapat ditelusuri, yang dikenal sebagai issiliah grundnorm atau norma dasar. Norma dasar merupakan norma tertinggi dalam sistem hukum dan dibentuk langsung oleh masyarakat. Norma dasar ini menjadi sumber bagi norma-norma yang lebih rendah. Oleh karena itu, norma dasar ini disebut juga sebagai presupposed atau ditetapkan terlebih dahulu. Hans Nawasky kemudian mengkualifikasikan struktur sistem norma yang berlapis atau berjenjang ini menjadi empat tingkat norma hukum. Tingkat pertama adalah staatsfundamentalnorm atau staatsgrundnorm, yang merupakan norma fundamental negara atau norma dasar pertama. Teori hierarki norma ini memiliki implikasi yang signifikan dalam hukum. Dengan adanya hierarki norma, terdapat keteraturan dan kejelasan dalam sistem hukum. Norma-norma yang lebih rendah harus selalu sesuai dengan norma yang lebih tinggi, sehingga tercipta kepastian hukum bagi masyarakat. Namun, teori ini juga memiliki kritik. Beberapa ahli hukum berpendapat bahwa hierarki norma ini terlalu kaku dan tidak mempertimbangkan konteks sosial dan budaya. Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa norma dasar yang menjadi sumber bagi norma-norma lainnya bersifat hipotetis dan fiktif. Dalam kesimpulannya, teori hierarki norma dalam hukum merupakan konsep yang penting dalam memahami struktur dan keberlakuan norma hukum. Meskipun memiliki kritik, teori ini memberikan kerangka kerja yang jelas dan teratur dalam sistem hukum.