Konfrontasi Indonesia-Belanda dalam Sengketa Irian Barat

Pendahuluan: Konfrontasi Indonesia-Belanda terjadi dalam sengketa Irian Barat, dimulai dengan proklamasi Federasi Malaysia pada 16 September 1963 dan berakhir dengan penandatanganan Perjanjian New York pada 15 Agustus 1962. Bagian: ① Dwikora: Presiden Soekarno mengeluarkan Dwikora pada 3 Mei 1964, yang berisi kebijakan untuk memperkuat ketahanan revolusi Indonesia dan membantu perjuangan rakyat Malaya, Singapura, Serawak, Sabah, dan Brunei untuk memerdekakan diri serta mengagalkan negara boneka Malaysia. ② Konfrontasi Total: Indonesia mengambil sikap keras terhadap Belanda dalam sengketa Irian Barat, seperti membatalkan hasil KMB, memutus hubungan diplomatik, dan membentuk provinsi Irian Barat dengan ibu kota di Suastu. ③ Trikora: Puncak konfrontasi Indonesia terhadap Belanda adalah saat Presiden Soekarno mengumandangkan Trikora, yang bertujuan untuk menggagalkan pembentukan negara boneka Papua oleh Belanda, mengibarkan merah putih di Irian Barat, dan memobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air. Kesimpulan: Setelah terlaksanakannya Trikora, Belanda bersedia duduk pada meja perundingan dan pada tanggal 15 Agustus 1962 ditandatangani Perjanjian New York yang mengakhiri sengketa Irian Barat dan menyerahkan kekuasaan atas Irian Barat kepada Indonesia.