Tata Urutan Perundang-Undangan yang Berlaku saat ini (Hukum Positif) Menurut UU No. 15 Tahun 2019

Dalam artikel ini, kita akan membahas tata urutan perundang-undangan yang berlaku saat ini, dengan fokus pada hukum positif yang diatur oleh Undang-Undang (UU) No. 15 Tahun 2019. UU ini memiliki peran penting dalam mengatur kehidupan masyarakat dan memberikan kerangka hukum yang jelas bagi semua pihak yang terlibat. Pertama-tama, mari kita tinjau apa itu hukum positif. Hukum positif merujuk pada aturan dan peraturan yang secara resmi diakui oleh negara dan berlaku untuk semua warga negara. Hukum positif ini mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti hukum pidana, hukum perdata, hukum administrasi, dan hukum tata negara. Dalam UU No. 15 Tahun 2019, terdapat beberapa tata urutan perundang-undangan yang harus diperhatikan. Pertama, UU ini menetapkan bahwa peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi memiliki kekuatan yang lebih kuat daripada peraturan yang lebih rendah. Artinya, jika terdapat konflik antara dua peraturan, peraturan yang lebih tinggi akan berlaku. Selanjutnya, UU ini juga mengatur tentang proses pembentukan peraturan perundang-undangan. Proses ini melibatkan beberapa tahapan, seperti inisiasi, pembahasan, pengesahan, dan promulgasi. Setiap tahapan ini memiliki prosedur yang harus diikuti dengan cermat untuk memastikan keabsahan dan keberlakuan peraturan tersebut. Selain itu, UU No. 15 Tahun 2019 juga mengatur tentang hierarki peraturan perundang-undangan. Hierarki ini menentukan urutan kekuatan hukum dari peraturan yang berlaku. Misalnya, UU memiliki kekuatan yang lebih kuat daripada peraturan pemerintah, dan peraturan pemerintah memiliki kekuatan yang lebih kuat daripada peraturan daerah. Selanjutnya, UU ini juga mengatur tentang kewenangan lembaga-lembaga negara dalam membuat peraturan perundang-undangan. Lembaga-lembaga ini termasuk DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), DPD (Dewan Perwakilan Daerah), dan Presiden. Setiap lembaga memiliki peran dan tanggung jawabnya sendiri dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan. Terakhir, UU No. 15 Tahun 2019 juga mengatur tentang sanksi dan pelaksanaan hukum. UU ini menetapkan berbagai sanksi yang dapat diberikan kepada pelanggar hukum, seperti denda, hukuman penjara, atau sanksi administratif. Selain itu, UU ini juga mengatur tentang proses pelaksanaan hukum, termasuk penegakan hukum, pengadilan, dan penyelesaian sengketa. Dalam kesimpulan, UU No. 15 Tahun 2019 mengatur tata urutan perundang-undangan yang berlaku saat ini. UU ini memberikan kerangka hukum yang jelas dan mengatur berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan memahami tata urutan perundang-undangan ini, kita dapat memahami dan menghormati hukum positif yang berlaku dalam masyarakat kita.