Kasih Sayang Kakak, Penyelamat di Tengah Kepanikan **

** Matahari sore menyinari ruangan rumah sakit, menerangi wajah Shani yang cemas. Ria, adik perempuannya, terbaring lemah di ranjang, tak sadarkan diri. Latihan menari yang melelahkan telah membuat Ria pingsan. Shani, dengan hati yang berdebar kencang, berusaha menyadarkan Ria, namun semua usahanya sia-sia. Gracia, Feni, dan Sisca, sahabat setia Shani, bergantian menenangkannya. Mereka berdoa dan berharap yang terbaik untuk Ria. Akhirnya, dokter keluar dari ruangan, membawa kabar yang sedikit melegakan. Ria hanya kelelahan dan membutuhkan asupan vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Shani lega mendengarnya. Ia langsung masuk ke ruangan Ria bersama sahabat-sahabatnya. Ria sudah sadar, namun kondisinya masih lemah. Saat Shani mendekat, Ria tiba-tiba muntah. Panik kembali melanda Shani dan sahabat-sahabatnya. Mereka segera memanggil dokter untuk memeriksa Ria kembali. Shani setia menemani Ria. Ia menyuapi adiknya dengan sabar, meskipun Ria seringkali muntah. Rasa cemas terus menghantui Shani, namun sahabat-sahabatnya selalu ada untuk memberikan dukungan. "Kak, aku pusing dan rasanya pengen muntah," lirih Ria. "Ya sudah, ayo kakak antarin ke kamar mandi," jawab Shani lembut. Namun, kali ini Ria muntah lebih banyak. Shani semakin khawatir. Ria kembali pingsan, membuat Shani semakin panik. Gracia dengan sigap membantu Shani menidurkan Ria di bangsalnya. Di tengah kepanikan, kasih sayang kakak perempuan Shani untuk Ria menjadi kekuatan yang luar biasa. Ia tak henti-hentinya menjaga Ria, memberikan semangat, dan berusaha untuk tetap tenang. Shani percaya, dengan kasih sayang dan dukungan dari sahabat-sahabatnya, Ria akan segera pulih.