Perpindahan Ibu Kota Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur

Kerajaan Medang Mahamantin Hino Empu Sindok memindahkan ibu kota Kerajaan Mataram Kuno dari Dinasti Tsyana di bagian tengah ke Jawa Timur, tepatnya dekat Jombang. Raja pertama yang memerintah setelah perpindahan ini adalah Sri Bakai Hino Sri Isyana Wikramadharmattunggadewa, yang juga dikenal sebagai Dinasih Syational. Perpindahan ibu kota ini memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi Medang. Sebelumnya, ekonomi kerajaan sangat bergantung pada aktivitas perdagangan dan pelayaran. Dengan diperbaikinya Hujung Galuh dan muara Sungai Brantas, aktivitas perdagangan semakin ramai. Banyak pedagang asing, seperti pedagang dari India, Burma, Kambola, dan Champa, singgah di pelabuhan Yu. Selain itu, pembangunan di pelabuhan Hujung Galuh juga dilakukan. Bendungan Waringin Sapta dibangun untuk mengatur perairan sawah-sawah penduduk dan mencegah banjir ketika musim hujan tiba. Pembangunan ini juga memberikan dampak positif pada bidang sastra. Pada masa pemerintahan Dharmawangsa Teguh, kitab Mahabarata disadur dalam bahasa Jawa Kuno. Kemudian, pada masa pemerintahan Airlangga, Empu Kanwa menggubah kitab Arjunawiwaha. Perpindahan ibu kota Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur merupakan peristiwa penting dalam sejarah Jawa. Hal ini menunjukkan perubahan kekuasaan dan pengaruh budaya yang terjadi pada masa itu.