Pemanfaatan IPAS dalam Proses Pembuatan Tempe: Sebuah Studi Kasus **

Pendahuluan: Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang kaya akan protein dan nutrisi. Proses pembuatan tempe melibatkan fermentasi kacang kedelai oleh jamur *Rhizopus oligosporus*. IPAS (Internet of Things for Agriculture and Sustainability) merupakan teknologi yang dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang pertanian, termasuk dalam proses pembuatan tempe. Metode Penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan, wawancara dengan pembuat tempe, dan studi literatur. Fokus penelitian ini adalah pada pemanfaatan IPAS dalam proses pembuatan tempe, meliputi: * Pemantauan Suhu dan Kelembaban: Sensor suhu dan kelembaban terpasang di dalam wadah fermentasi untuk memantau kondisi optimal selama proses fermentasi. Data yang diperoleh dapat diakses secara real-time melalui platform IPAS. * Kontrol Pencahayaan: Sistem pencahayaan otomatis dapat diatur melalui platform IPAS untuk memastikan kondisi pencahayaan yang ideal bagi pertumbuhan jamur *Rhizopus oligosporus*. * Pengaturan Ventilasi: Sistem ventilasi otomatis dapat diatur melalui platform IPAS untuk menjaga sirkulasi udara yang baik di dalam wadah fermentasi. Hasil dan Pembahasan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan IPAS dalam proses pembuatan tempe memiliki beberapa manfaat, antara lain: * Meningkatkan Kualitas Tempe: Kondisi fermentasi yang terkontrol melalui IPAS dapat menghasilkan tempe dengan kualitas yang lebih baik, seperti tekstur yang lebih lembut dan rasa yang lebih gurih. * Meningkatkan Efisiensi Proses: Pemantauan dan kontrol otomatis melalui IPAS dapat meningkatkan efisiensi proses pembuatan tempe, seperti mengurangi waktu fermentasi dan meminimalkan kesalahan manusia. * Meningkatkan Keberlanjutan: IPAS dapat membantu dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya, seperti energi dan air, sehingga lebih ramah lingkungan. Kesimpulan: Pemanfaatan IPAS dalam proses pembuatan tempe memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, dan keberlanjutan proses produksi. Penelitian ini menunjukkan bahwa IPAS dapat menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk tempe di masa depan. Saran: Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji lebih dalam potensi IPAS dalam proses pembuatan tempe, seperti pengembangan sistem kontrol yang lebih canggih dan integrasi dengan teknologi lain, seperti sistem pengolahan limbah. Refleksi:** Pemanfaatan teknologi seperti IPAS dalam industri pangan tradisional seperti pembuatan tempe menunjukkan bahwa inovasi dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk lokal. Hal ini penting untuk menjaga kelestarian budaya dan ekonomi lokal, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.