Petualangan Rangga dan Dika: Sebuah Pelajaran Berharga **

Pada suatu hari, Rangga sedang berjalan-jalan di kompleks perumahan temannya, Dika. Matanya tertuju pada sebuah pohon besar dan tinggi yang menjulang di area kompleks tersebut. Tanpa sengaja, Rangga melihat sarang tawon yang menempel di salah satu dahan pohon. Ide nakal pun muncul di benaknya. "Dika, main yuk!" teriak Rangga saat tiba di depan rumah Dika. "Waalaikumsalam, eh, ada Rangga. Mau main kemana ngga?" tanya Dika. "Hm, pas aku mau jalan ke rumah kamu, aku melihat ada sarang tawon loh. Kita buat ketapel yuk, untuk ngehancurin sarang nya," jawab Rangga dengan semangat. "Hah?? Yang benar aja kamu. Enggak ah, aku takut nanti kena sengat," ujar Dika dengan nada takut. "Tenang aja, ga bakal kena sengat kamu kok," bujuk Rangga. "Haduhh, ya udah deh. Yuk kita buat ketapel nya," ucap Dika akhirnya setuju. Dua puluh menit berlalu, ketapel yang mereka buat pun selesai. Dengan penuh percaya diri, mereka berdua berjalan menuju pohon besar tempat sarang tawon berada. "Oke, kita ketapel sama-sama aja ya," ucap Dika masih ketakutan. "Iya, ga usah cemas. Kita ga bakalan kena sengat kok," ucap Rangga dengan penuh percaya diri. "Okey, kita hitung ya. Satu, dua, ti..ga," hitung Dika. "Brukhh," bunyi sarang tawon yang terkena lemparan dari ketapel. "Larii.. hahahaha," teriak Rangga sambil berlari. Tak lama kemudian, tawon-tawon itu pun langsung keluar dari sarangnya dengan membawa rombongannya, untuk menyengat si pengganggu sarangnya. Dika dengan sigap menyelamatkan diri dengan cara menceburkan diri ke kolam ikan milik tetangganya. Namun, Rangga masih berlari terbirit-birit. Akhirnya tawon itu pun memutuskan untuk mengajar si Rangga. Dengan kemarahannya, si tawon pun menghujam tubuh Rangga yang tidak sempat menyelamatkan diri dengan jarum sengatannya. Rangga pun menyesal atas perbuatannya. Dia menyadari bahwa tindakannya yang sembrono telah membuatnya merasakan akibatnya. Kejadian ini mengajarkan Rangga bahwa penting untuk berpikir sebelum bertindak dan menghormati alam sekitar. Pesan:** Cerita ini mengajarkan kita bahwa penting untuk berpikir sebelum bertindak dan menghormati alam sekitar. Kita harus menyadari bahwa setiap makhluk hidup memiliki perannya masing-masing dalam ekosistem. Jangan pernah bertindak sembrono dan selalu berhati-hati dalam menghadapi alam.