Kejatuhan Dinasti Mughal: Kisah Bahadur Shah II dan Perlawanan Terakhir **

** Bahadur Shah II, penerus Sultan Akbar II, naik tahta Mughal pada tahun 1837. Masa pemerintahannya diwarnai konflik dengan British East India Company (EIC) akibat ketidaksetujuannya terhadap perjanjian yang ditandatangani ayahnya. Perjanjian tersebut dianggap merugikan dan memicu perlawanan rakyat terhadap dominasi Inggris. Bahadur Shah II menjadi simbol perlawanan rakyat India. Pungutan pajak yang tinggi dan kebijakan EIC yang merugikan memicu kemarahan rakyat. Namun, perlawanan ini menghadapi tantangan berat. Dukungan dari beberapa penguasa lokal Hindu kepada Inggris membuat perlawanan rakyat semakin sulit. Pada tahun 1858, Inggris menghancurkan pemberontakan dengan kejam. Delhi, ibukota Mughal, dihancurkan, tempat-tempat ibadah dirusak, dan Bahadur Shah II diusir dari istananya. Ia ditangkap dan diasingkan ke Burma (Myanmar) hingga wafat. Jenazahnya dimakamkan di dekat sebuah masjid di Kota Rangoon, Myanmar. Kejatuhan Bahadur Shah II menandai berakhirnya kekuasaan Dinasti Mughal di India. Perlawanan terakhir ini, meskipun gagal, menunjukkan semangat juang rakyat India dalam menghadapi penjajahan Inggris. Kisah ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya persatuan dan perlawanan dalam menghadapi ketidakadilan.