Pentingnya Bukti Elektronik dalam Menegakkan Hukum

Dalam konteks hukum, terdapat perubahan paradigma mengenai bukti yang dapat digunakan untuk menetapkan kesalahan seseorang. Meskipun Pasal 385 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (TPKS) mensyaratkan minimal dua bukti, namun dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, bukti elektronik menjadi semakin penting dalam proses penegakan hukum.

Bukti elektronik seperti data telekomunikasi, rekaman CCTV, atau transaksi keuangan digital dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai suatu kejadian. Dalam kasus di mana bukti fisik seperti hasil visum tidak lagi tersedia karena sudah lama kejadiannya, bukti elektronik dapat menjadi landasan kuat untuk membuktikan kesalahan seorang tersangka.

Penggunaan bukti elektronik juga memungkinkan adanya audit trail yang mendokumentasikan jejak digital sebuah aktivitas. Hal ini akan sangat membantu proses penyelidikan dan pengumpulan bukti bagi aparat penegak hukum. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang teknologi informasi dan kemampuan untuk menggunakan alat-alat analisis data menjadi keterampilan penting bagi para penyidik maupun jaksa dalam menuntut pelaku tindak pidana.

Dengan demikian, penerapan prinsip-prinsip hukum secara adil dan akurat dapat didukung oleh penggunaan bukti elektronik sebagai instrumen pembuktian yang sah. Ini juga mencerminkan upaya sistem peradilan untuk tetap relevan dalam menghadapi tantangan zaman modern di era digital saat ini.