Mekanisme Feromon dalam Pemijahan Ikan Buntal di Pantai

Para ahli biologi hewan dan ahli kimia di Jepang telah mengidentifikasi feromon yang terlibat dalam mekanisme yang memicu ikan buntal untuk bertelur di pantai menggunakan cahaya bulan. Temuan ini telah diterbitkan dalam jurnal Current Biology pada bulan Oktober dengan judul "Prostagiandin E2 Synchronizes Lunar-Regulated Beach Spawning in Grass Puffers". Ikan buntal memiliki tubuh yang panjang dan meruncing dengan kepala bulat. Mereka dapat mengembang menjadi bentuk bola untuk menghindari predator. Ikan buntal, atau yang juga dikenal sebagai blowfish, adalah perenang yang lincah. Mereka mengisi perut yang elastis dengan sejumlah besar air atau udara, lalu meledakkan diri hingga beberapa kali ukuran normalnya. Beberapa spesies ikan buntal juga memiliki duri di kulitnya untuk melawan predator. Kulit ikan buntal ditutupi oleh duri-duri yang sangat berbahaya. Mereka membawa racun yang disebut tetrodotoxin (TTX), yang sangat mematikan bagi ikan lain dan manusia. Oleh karena itu, penting untuk menghindari menyentuh ikan buntal, terutama jika mereka menggembung. Menyentuhnya dapat merusak tangan dan bahkan menyebabkan kematian. Hampir semua ikan buntal mengandung tetrodotoxin, zat yang memiliki rasa tidak enak dan seringkali mematikan. Tetrodotoxin ini sangat mematikan bagi manusia, hingga 1200 kali lebih beracun daripada sianida. Dalam satu ikan buntal saja sudah cukup racun untuk membunuh 30 manusia dewasa, dan tidak ada penawar yang diketahui. Selain racun, perilaku ikan buntal juga menarik perhatian ilmuwan. Selama berabad-abad, para ilmuwan juga telah mengidentifikasi beberapa hubungan antara siklus bulan dan perilaku makhluk hidup, termasuk perilaku kawin dan makan. Namun, sementara ritme bulan mungkin merupakan hal mendasar bagi kehidupan, mekanisme yang memengaruhi perilaku tersebut belum dipahami dengan baik. Oleh karena itu, untuk lebih memahami fenomena ini, para ilmuwan menerapkan teknik inovatif yang disebut ekogenomik pada ikan buntal rumput (Takifugu aiboplumbeus). Para ilmuwan berhasil mengidentifikasi 125 gen yang terlibat dalam perilaku pemijahan ikan buntal tersebut, termasuk gen-gen yang penting untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. Dengan penemuan ini, para ilmuwan dapat memahami lebih baik bagaimana feromon mempengaruhi perilaku pemijahan ikan buntal di pantai. Penemuan ini juga memberikan wawasan baru tentang hubungan antara siklus bulan dan perilaku makhluk hidup. Diharapkan penemuan ini dapat memberikan kontribusi penting dalam pemahaman kita tentang ekologi dan evolusi ikan buntal serta makhluk hidup lainnya.