Misteri Himpunan di Kamar 13 **

** Detektif Hana berdiri di tengah kamar 13, sebuah ruangan yang dipenuhi dengan aroma anyir darah dan keheningan mencekam. Korbannya, seorang kolektor seni bernama Pak Ardi, tergeletak tak bernyawa di lantai, sebuah pisau berlumuran darah tergeletak di dekatnya. Hana mengamati ruangan dengan seksama. Di dinding, terdapat beberapa lukisan abstrak yang tampak aneh. Di atas meja, sebuah buku catatan terbuka dengan halaman yang penuh dengan simbol-simbol aneh. "Ini pasti kode," gumam Hana. "Kode yang berhubungan dengan pembunuhan ini." Hana memanggil tim forensik untuk memeriksa ruangan. Mereka menemukan jejak kaki di lantai, tetapi tidak ada sidik jari di pisau. "Sepertinya pembunuhnya memakai sarung tangan," kata salah satu anggota tim forensik. Hana kemudian memeriksa buku catatan Pak Ardi. Ia menemukan bahwa simbol-simbol aneh tersebut ternyata adalah diagram Venn, sebuah alat yang digunakan untuk menggambarkan himpunan. "Himpunan?" tanya Hana. "Apa hubungannya dengan pembunuhan ini?" Hana mulai mencocokkan simbol-simbol dalam buku catatan dengan lukisan-lukisan di dinding. Ia menemukan bahwa setiap lukisan mewakili sebuah himpunan, dan setiap simbol mewakili elemen dalam himpunan tersebut. "Himpunan lukisan, himpunan simbol, dan himpunan jejak kaki," pikir Hana. "Ada hubungannya, pasti ada hubungannya." Hana kemudian menemukan sebuah catatan kecil di saku jas Pak Ardi. Catatan itu berisi sebuah teka-teki: "Aku adalah himpunan dari semua lukisan yang memiliki warna merah. Aku juga adalah himpunan dari semua lukisan yang memiliki bentuk lingkaran. Siapa aku?" Hana mengerutkan kening. Ia menyadari bahwa teka-teki tersebut mengarah pada sebuah lukisan tertentu di ruangan itu. Lukisan yang merupakan irisan dari dua himpunan: lukisan dengan warna merah dan lukisan dengan bentuk lingkaran. Hana menemukan lukisan tersebut. Di balik lukisan itu, tersembunyi sebuah kotak kecil. Di dalam kotak itu, terdapat sebuah kartu nama dengan nama "Dimas". "Dimas," gumam Hana. "Nama ini pasti kunci untuk memecahkan misteri ini." Hana kemudian menemukan bahwa Dimas adalah seorang kolektor seni yang memiliki dendam terhadap Pak Ardi. Dimas merasa bahwa Pak Ardi telah mencuri sebuah lukisan miliknya. "Dimas menggunakan kode himpunan untuk mengarahkan saya ke lukisan yang tersembunyi," pikir Hana. "Dia ingin saya menemukan kartu namanya dan tahu bahwa dialah pembunuhnya." Hana akhirnya menangkap Dimas dan mengungkap misteri pembunuhan di kamar 13. Misteri yang terselesaikan dengan bantuan diagram Venn dan teka-teki himpunan.