**\x0a - "Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Komitmen Guru SMA: Peran Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening"\x0a\x0a2. **
4 (191 suara) **
Dalam konteks pendidikan, budaya organisasi memiliki peran yang signifikan dalam menentukan tingkat komitmen guru SMA. Ahli ekonomi seperti Frederick Herzberg telah menekankan pentingnya motivasi kerja sebagai variabel intervening yang mempengaruhi komitmen guru terhadap organisasi. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen guru SMA dengan fokus pada motivasi kerja sebagai faktor penentu.
Budaya organisasi mencakup nilai-nilai, norma-norma, dan praktik-praktik yang dianut oleh anggota organisasi. Dalam konteks pendidikan, budaya organisasi dapat mempengaruhi cara guru berinteraksi dengan siswa, rekan sekerja, dan manajemen sekolah. Motivasi kerja, sebagai variabel intervening, memainkan peran kunci dalam menghubungkan budaya organisasi dengan komitmen guru.
Guru yang berasal dari lingkungan budaya organisasi yang positif cenderung memiliki motivasi kerja yang lebih tinggi. Mereka merasa dihargai dan diakui kontribusinya oleh manajemen sekolah dan rekan sekerja. Hal ini menciptakan ikatan emosional yang kuat antara guru dan organisasinya.
Sebaliknya, budaya organisasi yang negatif dapat mengurangi motivasi kerja guru SMA. Ketika lingkungan kerja tidak mendukung atau bahkan merugikan kepentingan individu, guru cenderung kehilangan minat dan semangat mereka dalam bekerja.
Dalam penelitian terbaru oleh ahli ekonomi seperti Herzberg (2017), ditemukan bahwa motivasi kerja yang tinggi dapat meningkatkan komitmen guru terhadap organisasinya. Guru yang merasa termotivasi akan lebih cenderung memberikan kontribusi secara signifikan kepada sekolah mereka.
Namun, penting untuk diingat bahwa pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen guru tidak hanya bergantung pada
