Pentingnya Praktik Asuhan Kebidanan Berbasis Bukti dalam Praktik Sehari-hari

Dalam praktik kebidanan sehari-hari, penting bagi para bidan untuk mengikuti praktik asuhan kebidanan yang didasarkan pada bukti ilmiah. Praktik asuhan kebidanan berbasis bukti adalah pendekatan yang menggunakan bukti ilmiah terbaik yang tersedia untuk menginformasikan dan memandu keputusan klinis. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan beberapa praktik asuhan kebidanan berbasis bukti yang dapat diterapkan dalam praktik sehari-hari. Salah satu praktik asuhan kebidanan berbasis bukti yang penting adalah pemberian dukungan kontinu selama persalinan. Berdasarkan bukti ilmiah, dukungan kontinu selama persalinan dapat mengurangi risiko intervensi medis yang tidak perlu, seperti penggunaan obat penginduksi atau operasi caesar. Dukungan kontinu dapat berupa kehadiran seorang bidan atau pendamping yang memberikan dukungan emosional, fisik, dan informasi kepada ibu selama persalinan. Dukungan kontinu ini telah terbukti dapat meningkatkan kepuasan ibu, mengurangi rasa sakit, dan memperpendek durasi persalinan. Selain itu, praktik asuhan kebidanan berbasis bukti juga mencakup praktik pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Berdasarkan bukti ilmiah, ASI eksklusif memberikan manfaat kesehatan yang signifikan bagi bayi, termasuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi risiko infeksi, dan mendukung perkembangan otak yang optimal. Para bidan dapat memberikan dukungan dan edukasi kepada ibu tentang pentingnya ASI eksklusif dan memberikan bantuan teknis dalam menyusui yang benar. Selain itu, praktik asuhan kebidanan berbasis bukti juga mencakup praktik pemberian antibiotik profilaksis pada ibu dengan hasil tes positif untuk bakteri Group B Streptococcus (GBS) selama persalinan. GBS adalah bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius pada bayi yang baru lahir. Berdasarkan bukti ilmiah, pemberian antibiotik profilaksis pada ibu dengan hasil tes positif GBS dapat mengurangi risiko infeksi pada bayi. Para bidan dapat melakukan tes GBS pada ibu hamil dan memberikan antibiotik profilaksis sesuai dengan protokol yang ditetapkan. Dalam praktik asuhan kebidanan berbasis bukti, penting juga untuk menghindari praktik yang tidak berdasar atau tidak didukung oleh bukti ilmiah. Misalnya, praktik rutin episiotomi selama persalinan normal telah terbukti tidak memberikan manfaat yang signifikan dan dapat meningkatkan risiko komplikasi. Oleh karena itu, para bidan harus menghindari melakukan episiotomi rutin dan hanya melakukan tindakan tersebut jika ada indikasi medis yang jelas. Dalam kesimpulan, praktik asuhan kebidanan berbasis bukti sangat penting dalam praktik sehari-hari. Dukungan kontinu selama persalinan, pemberian ASI eksklusif, pemberian antibiotik profilaksis pada ibu dengan hasil tes positif GBS, dan menghindari praktik episiotomi rutin adalah beberapa contoh praktik asuhan kebidanan berbasis bukti yang dapat diterapkan dalam praktik sehari-hari. Dengan mengikuti praktik asuhan kebidanan berbasis bukti, para bidan dapat memberikan perawatan yang optimal dan meningkatkan hasil kesehatan bagi ibu dan bayi.