Pentingnya Memahami PPh 21 dalam Mengelola Penghasilan Bulanan

Pajak Penghasilan (PPh) 21 adalah salah satu pajak yang harus diperhatikan oleh setiap pekerja yang menerima penghasilan bulanan. PPh 21 merupakan pajak yang dikenakan atas penghasilan teratur yang diterima oleh seorang karyawan. Dalam kasus ini, kita akan membahas bagaimana menghitung PPh 21 terutang atas penghasilan teratur dan tidak teratur, serta bagaimana mengelola penghasilan bulanan agar tetap memperoleh Take Home Pay (THP) yang optimal. Pertama-tama, mari kita hitung PPh 21 terutang atas penghasilan teratur. Dalam kasus ini, Thomas menerima gaji pokok sebesar Rp 15.000.000,- per bulan. Selain itu, ia juga menerima tunjangan transportasi sebesar Rp 1.500.000,- per bulan dan tunjangan uang makan sebesar Rp 45.000,- per hari. Dengan asumsi ada 22 hari kerja dalam sebulan, maka tunjangan uang makan yang diterima Thomas per bulan adalah Rp 45.000,- x 22 = Rp 990.000,-. Selanjutnya, Thomas juga diikutsertakan dalam program BPJS Ketenagakerjaan. Perusahaan membayarkan iuran sebesar 3.7% dari gaji pokok Thomas, sedangkan Thomas sendiri membayar iuran sebesar 2% dari gaji pokoknya. Dalam hal ini, kita dapat menghitung iuran BPJS Ketenagakerjaan yang dibayarkan oleh perusahaan dan Thomas sebagai berikut: Iuran BPJS Ketenagakerjaan yang dibayarkan oleh perusahaan = 3.7% x Rp 15.000.000,- = Rp 555.000,- Iuran BPJS Ketenagakerjaan yang dibayarkan oleh Thomas = 2% x Rp 15.000.000,- = Rp 300.000,- Selain itu, Thomas juga mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) sebesar 1 bulan gaji pokoknya. Jadi, THR yang diterima Thomas adalah Rp 15.000.000,-. Terakhir, Thomas juga memiliki pinjaman di kantor sebesar Rp 1.000.000,- per bulan yang dipotong dari gaji pokoknya. Sekarang, mari kita hitung PPh 21 terutang atas penghasilan teratur Thomas. PPh 21 terutang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: PPh 21 terutang = (Penghasilan Bruto - Pengurangan) x Tarif PPh 21 Penghasilan Bruto Thomas dapat dihitung dengan menjumlahkan gaji pokok, tunjangan transportasi, tunjangan uang makan, dan THR, serta mengurangi pinjaman kantor: Penghasilan Bruto Thomas = Rp 15.000.000,- + Rp 1.500.000,- + Rp 990.000,- + Rp 15.000.000,- - Rp 1.000.000,- = Rp 32.490.000,- Selanjutnya, kita perlu menghitung Pengurangan yang dapat dikurangkan dari Penghasilan Bruto Thomas. Pengurangan yang dapat dikurangkan adalah sebagai berikut: - PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) = Rp 54.000.000,- (untuk tahun 2022) - Tanggungan Keluarga = 3 (istri dan 3 anak) - Tanggungan Orang Tua = 1 Dengan menggunakan rumus PTKP + (Tanggungan Keluarga x Rp 4.500.000,-) + (Tanggungan Orang Tua x Rp 4.500.000,-), kita dapat menghitung Pengurangan yang dapat dikurangkan: Pengurangan = Rp 54.000.000,- + (3 x Rp 4.500.000,-) + (1 x Rp 4.500.000,-) = Rp 67.500.000,- Tarif PPh 21 yang berlaku untuk tahun 2022 adalah sebagai berikut: - 5% untuk penghasilan hingga Rp 50.000.000,- - 15% untuk penghasilan di atas Rp 50.000.000,- hingga Rp 250.000.000,-