Proses Penanganan Piutang dari Penjualan dengan Kartu Kredit

Penjualan dengan menggunakan kartu kredit telah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kartu kredit dapat dikeluarkan oleh berbagai pihak, termasuk toko-toko departemen (seperti Carrefour) dan lembaga keuangan non-bank (misalnya, Amex atau Dinners Club). Dalam hal ini, piutang yang timbul akibat penjualan dengan kartu kredit akan diperlakukan sama seperti piutang usaha. Secara berkala, tagihan dikirimkan kepada pemegang kartu kredit untuk barang-barang yang telah dibeli mereka. Pemegang kartu kredit kemudian akan membayarnya. Jika ada tagihan yang tidak dapat diterima pembayarannya, maka jumlah ini akan dicatat sebagai kerugian piutang. Selain itu, jika pemegang kartu kredit menunda pembayarannya, mereka biasanya akan dibebani biaya bunga atau biaya pelayanan. Prosedur penanganan piutang dari penjualan dengan kartu kredit yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan bank, seperti VISA dan Master Card, berbeda. Saat perusahaan menerima kartu kredit dari pelanggan untuk pembayaran pembelian barang dagangan, penjualan ini diperlakukan sebagai penjualan tunai. Perusahaan akan membuat ikhtisar penerimaan kartu kredit secara berkala dan jumlahnya dicatat seperti biasanya, hanya terpisah dalam bukti setoran bank. Penerimaan ini kemudian disetorkan ke bank sebagaimana setoran uang tunai. Dengan memahami proses penanganan piutang dari penjualan dengan kartu kredit, perusahaan dapat mengelola risiko piutang dan memastikan arus kas tetap stabil. Selain itu, perusahaan juga dapat memanfaatkan kesempatan untuk meningkatkan penjualan dan memperluas jaringan kredit dengan bekerja sama dengan lembaga keuangan bank.