Kebebasan Glenia dalam Menentukan Nasibny

Glenia terbangun dari pingsan dan melihat sekelilingnya. Dia tersadar bahwa dia berada di rumah sakit. Glenia berusaha untuk pergi, tetapi Asisten Pribadi Castel, Hery, langsung menghalanginya. "Nona mau kemana? Tolong jangan pergi, atau saya akan dihukum oleh Tuan Castel," kata Hery dengan penuh permohonan. "Kalau kamu tidak mau dihukum, biarkan aku pergi!" jawab Glenia dengan tegas. "Aku tidak mau menjadi budaknya lagi. Bisa-bisa aku mengecewakan papaku." "Tuan tidak akan menjadikan Anda budak lagi. Lagipula, jika itu terjadi, itu adalah kesalahan Anda karena telah menghina Tuan," kata Hery dengan tegas. "Gitu aja sih, bilang saja kalau aku akan minta maaf nanti. Sekarang aku harus pergi bekerja!" kata Glenia dengan nada putus asa. "Maaf, nona, saya tidak bisa mengatakan itu. Bisa saja saya dipecat oleh Tuan Castel," kata Hery dengan penyesalan. Glenia merasa terjebak dalam situasi ini. Dia ingin bebas untuk menentukan nasibnya sendiri, tetapi terikat oleh ketergantungan pada Tuan Castel. Bagaimana Glenia akan menemukan jalan keluar dari situasi ini? Apakah dia akan mengambil risiko dan melawan Tuan Castel, ataukah dia akan tetap menjadi budak dalam kehidupannya yang tidak bahagia? Dalam perjalanan Glenia untuk mencapai kebebasannya, dia akan menghadapi berbagai rintangan dan tantangan. Namun, dengan tekad dan keberanian, dia mungkin dapat mengubah nasibnya dan menjadi penguasa atas hidupnya sendiri.