Pentingnya Mengikuti Aturan Ejaan dalam Surat Lamaran Pekerjaan

Surat lamaran pekerjaan merupakan salah satu jenis surat yang penting dalam mencari pekerjaan. Dalam pembuatannya, penggunaan ejaan Bahasa Indonesia (EBI) harus diperhatikan sesuai dengan aturan yang berlaku. Permendikbud Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia" menjadi acuan dalam penggunaan ejaan yang benar. Dalam penggalan contoh surat lamaran pekerjaan di atas, terdapat beberapa kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca. Salah satu kesalahan yang dapat diperbaiki adalah penulisan alamat surat lamaran pekerjaan. Alamat yang seharusnya ditulis dengan ejaan yang benar adalah: Yang Terhormat, Direktur CV. Purnama Pustaka Jalan Merdeka No. 21, Bandung Selain itu, surat lamaran pekerjaan juga memiliki sistematika tertentu yang harus diikuti. Struktur surat lamaran pekerjaan umumnya terdiri dari bagian pembuka, isi, dan penutup. Bagian pembuka surat lamaran pekerjaan dapat dibuat berdasarkan informasi dari orang lain, seperti: Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini, [Nama Lengkap], ingin mengajukan lamaran pekerjaan di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin. Saya tertarik dengan posisi yang sedang dibuka dan merasa memiliki kualifikasi yang sesuai. Bagian isi surat lamaran pekerjaan dapat disesuaikan dengan pengalaman dan kualifikasi yang dimiliki. Sedangkan, bagian penutup surat lamaran pekerjaan dapat dibuat berdasarkan inisiatif sendiri, seperti: Demikian surat lamaran pekerjaan ini saya sampaikan. Saya berharap dapat diberikan kesempatan untuk mengikuti proses seleksi lebih lanjut. Terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu. Pada penggalan teks cerita sejarah tentang Pertempuran Surabaya, terdapat informasi inti yang dapat diidentifikasi. Pertempuran Surabaya terjadi pada tanggal 10 November 1945 di kota Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran ini merupakan perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan Britania Raya setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Selain itu, pertempuran ini juga menjadi pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah revolusi nasional Indonesia, yang menjadi simbol perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme. Dalam penggalan teks cerita (novel) sejarah "Gajah Mada Sumpah di Manguntur", terdapat kalimat yang menggunakan konjungsi temporal, yaitu "rupanya" dan "tetapi". Penggunaan konjungsi temporal seperti ini merupakan ciri dari teks narasi. Dengan mengikuti aturan ejaan dalam surat lamaran pekerjaan, kita dapat memberikan kesan yang baik kepada penerima surat. Selain itu, memahami informasi inti dalam teks cerita sejarah juga penting untuk memahami konteks sejarah Indonesia.