Aturan Ria, Cinta Terlarang **

Ria, si bungsu, selalu punya cara untuk menjaga kakaknya. Shani, Gracia, dan Feni, tiga kakak perempuannya, sudah dianggapnya seperti anak-anak yang perlu dilindungi. Salah satu caranya adalah dengan membuat aturan ketat: "Tidak boleh pacaran!" Ria beralasan, "Kalian masih muda, fokuslah pada pendidikan dan masa depan. Cinta bisa datang kapan saja, tapi kesempatan belajar tidak." Shani, yang paling tua, selalu mendukung Ria. Gracia, si tengah, kadang protes, tapi akhirnya menurut. Feni, si bungsu kedua, diam-diam menyimpan rasa penasaran. Suatu hari, Feni bertemu dengan seorang pemuda di perpustakaan. Mereka saling tertarik dan mulai bertukar pesan. Feni merasa bahagia, tapi juga takut. Dia tahu Ria akan marah jika tahu. Saat Ria menemukan pesan-pesan Feni, dia langsung marah. "Aku sudah bilang, tidak boleh pacaran!" Feni mencoba menjelaskan, "Tapi dia baik, Ria. Aku suka dia." Ria tetap bersikeras, "Tidak! Kamu harus fokus belajar!" Feni sedih. Dia merasa Ria tidak mengerti perasaannya. Dia ingin bercerita kepada Shani dan Gracia, tapi takut mereka akan memihak Ria. Suatu malam, Feni bercerita kepada Shani. Shani mendengarkan dengan sabar. "Aku mengerti perasaanmu, Feni. Tapi Ria hanya ingin melindungi kita." Shani kemudian mengajak Feni berbicara dengan Ria. Mereka bertiga duduk bersama. Shani menjelaskan bahwa Feni sudah dewasa dan bisa membuat keputusan sendiri. Ria akhirnya mengerti. Dia masih khawatir, tapi dia percaya Feni bisa menjaga dirinya. Feni lega. Dia bisa melanjutkan hubungannya dengan pemuda itu, tapi dengan tanggung jawab. Ria pun belajar bahwa kepercayaan dan komunikasi lebih penting daripada aturan. Pesan:** Kisah ini mengajarkan kita bahwa aturan memang penting, tapi kepercayaan dan komunikasi lebih penting lagi. Sebagai kakak, Ria ingin melindungi adiknya, tapi dia juga harus belajar untuk percaya dan memberi ruang bagi Feni untuk tumbuh dewasa.