Evolusi dan Makna Warna Dasar Lambang Muhammadiyah

Warna dasar pada lambang Muhammadiyah, yaitu biru, bukanlah sekadar pilihan estetis, melainkan sebuah refleksi perjalanan panjang dan sarat makna. Sejak awal kemunculannya, warna ini telah mengalami beberapa kali perubahan, merekam jejak sejarah dan mengukuhkan identitas persyarikatan. Memahami evolusi dan makna warna dasar lambang Muhammadiyah berarti menyelami lebih dalam spirit dan nilai-nilai luhur yang diembannya.

Dinamika Warna: Dari Putih Menuju Biru

Perjalanan warna dasar lambang Muhammadiyah dimulai dari warna putih. Pada masa awal berdirinya, Muhammadiyah belum memiliki lambang resmi. Lambang pertama kali diperkenalkan oleh K.H. Sudja’ pada tahun 1924, berupa matahari dengan delapan sinar dan bulatan putih di tengahnya. Warna putih pada bulatan ini melambangkan kesucian, keikhlasan, dan semangat awal Muhammadiyah dalam mendakwahkan Islam yang murni.

Perubahan signifikan terjadi pada tahun 1952. Warna dasar lambang diubah menjadi biru atas usulan Muhammad Zain Djambek, seorang seniman dan juga anggota Muhammadiyah. Warna biru kemudian ditetapkan sebagai warna resmi Muhammadiyah pada Muktamar ke-38 di Surakarta tahun 1968.

Biru: Warna Langit yang Penuh Makna

Pemilihan warna biru sebagai warna dasar lambang Muhammadiyah bukanlah tanpa alasan. Biru, warna langit yang luas dan tak terbatas, merepresentasikan keluasan pandangan, kelapangan dada, dan semangat kemajuan yang menjadi ruh Muhammadiyah.

Warna biru juga melambangkan kedalaman ilmu dan kebijaksanaan. Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam yang berkemajuan, senantiasa menekankan pentingnya pendidikan dan pemikiran yang cerdas, kritis, dan terbuka. Warna biru pada lambang menjadi simbolisasi dari semangat ini, mendorong setiap insan Muhammadiyah untuk terus belajar dan mengembangkan diri.

Mewarisi Semangat Perjuangan Melalui Warna

Lebih dari sekadar identitas visual, warna biru pada lambang Muhammadiyah adalah cerminan semangat perjuangan para pendahulunya. Ia mengingatkan setiap generasi penerus akan nilai-nilai luhur yang diwariskan: keikhlasan, kemajuan, dan kebijaksanaan.

Warna biru menjadi pengikat bagi setiap insan Muhammadiyah, dari Sabang sampai Merauke, untuk terus bergerak bersama, memajukan bangsa dan agama. Di era yang penuh tantangan ini, semangat yang terpancar dari warna biru lambang Muhammadiyah menjadi semakin relevan, mendorong setiap elemen untuk bersatu padu, membangun Indonesia yang berkemajuan dan mencerahkan semesta.

Melalui perjalanan panjang dan sarat makna, warna biru pada lambang Muhammadiyah telah menjelma menjadi identitas yang kuat dan penuh makna. Ia bukan sekadar simbol visual, melainkan cerminan semangat, nilai-nilai luhur, dan visi besar Muhammadiyah dalam membangun peradaban yang maju dan tercerahkan.