Perlindungan Kerja dan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Perspektif Hukum dan Teori

Pasal 27 Ayat 2 UUD NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa "Setiap orang berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan." Pasal ini menegaskan hak setiap individu untuk bekerja dalam kondisi yang aman, sehat, dan layak.

Perlindungan kerja secara teoretis dapat dibagi menjadi tiga jenis utama. Pertama, perlindungan terhadap kecelakaan kerja yang meliputi upaya pencegahan cedera fisik akibat kecelakaan di tempat kerja. Kedua, perlindungan terhadap penyakit akibat faktor-faktor lingkungan kerja seperti paparan bahan kimia atau radiasi. Ketiga, perlindungan terhadap eksploitasi tenaga kerja yang mencakup aspek gaji, jam kerja, dan kondisi kerja secara umum.

Tujuan diterapkannya prinsip kesehatan kerja adalah untuk menjaga kesehatan fisik dan mental tenaga kerja serta meningkatkan produktivitas mereka. Prinsip ini juga bertujuan untuk mencegah penyakit atau cedera yang disebabkan oleh lingkungan atau proses kerja.

Ada lima sumber bahaya utama bagi kesehatan tenaga kerja yaitu faktor fisik (misalnya suhu ekstrem), faktor kimia (seperti paparan zat beracun), faktor biologis (contohnya infeksi dari mikroorganisme), faktor ergonomi (terkait dengan postur tubuh saat bekerja), serta faktor psikososial (tekanan mental atau stres).

Pemeliharaan kesehatan merujuk pada serangkaian langkah preventif maupun kuratif untuk memastikan kondisi fisik dan mental tenaga kerjanya tetap optimal. Ini termasuk program-program pemeriksaan rutin, promosi gaya hidup sehat di tempat kerja, serta akses terhadap perawatan medis jika diperlukan.

Dengan demikian, pemahaman akan pasal-pasal hukum tentang perlindungan pekerja beserta konsep-konsep teoretis mengenai keselamatan dan kesehatn merupakan hal penting dalam memastikan hak-hak dasar para pekerja dipenuhi sesuai dengan semangat UUD NRI Tahun 1945.