Pulanglah, Anak-Ku **

** Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang ayah tua yang penuh kasih sayang bernama Pak Karta. Ia memiliki seorang anak bungsu bernama Budi, yang sejak kecil selalu manja dan dimanja. Ketika Budi beranjak dewasa, ia memutuskan untuk pergi merantau ke negeri orang, meninggalkan Pak Karta yang sudah renta. Budi bermimpi akan meraih kesuksesan di negeri asing. Ia berjanji akan mengirimkan uang dan barang-barang mewah kepada Pak Karta. Namun, kenyataan berkata lain. Budi terjebak dalam kehidupan yang keras dan penuh kesulitan. Uang dan barang-barangnya habis terbuang sia-sia. Ia hidup dalam kesusahan dan penuh penyesalan. Pak Karta yang ditinggal sendirian di rumah, hanya bisa meratapi nasib anaknya. Ia merindukan Budi dan berharap agar anaknya segera pulang. Setiap hari, Pak Karta berdoa dan memohon agar Budi kembali ke pelukannya. Suatu hari, Pak Karta mendengar kabar tentang Budi. Ia mendengar bahwa Budi hidup dalam kesusahan dan telah kehilangan segalanya. Hati Pak Karta hancur mendengar kabar itu. Ia segera menulis surat untuk Budi, memohon agar anaknya segera pulang. "Pulanglah, anak-Ku," tulis Pak Karta dalam suratnya. "Bapa rindu berseru. Pulanglah, hai anak-Ku. Ada ampun Bapa bagimu. Hidupmu t'lah cemar lagipun hina. Lihat jalanmu sudah sesat. Pulanglah segera jangan kau tunda. Ada ampun Bapa bagimu. Pulanglah, anak-Ku. Bapa rindu berseru. Pulanglah, hai anak-Ku. Ada ampun Bapa bagimu." Surat itu akhirnya sampai ke tangan Budi. Budi membaca surat itu dengan air mata berlinang. Ia menyadari kesalahannya dan menyesali semua perbuatannya. Ia pun memutuskan untuk pulang dan meminta maaf kepada Pak Karta. Budi pulang dengan hati yang penuh penyesalan. Ia berjanji akan memperbaiki dirinya dan menjadi anak yang baik. Pak Karta menyambut Budi dengan tangan terbuka. Ia memaafkan semua kesalahan Budi dan menerima anaknya kembali dengan penuh kasih sayang. Kisah ini mengajarkan kita bahwa kasih sayang seorang ayah tidak akan pernah padam. Meskipun anak-anaknya melakukan kesalahan, seorang ayah akan selalu membuka pintu maaf dan menerima mereka kembali dengan tangan terbuka.