Pengaruh Kondisi Geografis terhadap Aktivitas Ekonomi di Indonesi

1. Pengaruh Kondisi Geografis terhadap Aktivitas Ekonomi Kondisi geografis Indonesia yang beragam mempengaruhi mata pencarian penduduk di berbagai wilayah. Penduduk di dataran tinggi cenderung bermata pencarian sebagai petani, peternak, dan pedagang hasil pertanian. Sementara itu, penduduk di sekitar pantai biasanya bekerja sebagai nelayan, pembuat garam, atau pemandu wisata pantai. Di daerah perkotaan, aktivitas ekonomi lebih beragam, mulai dari pekerjaan di bidang industri hingga jasa, seperti menjadi karyawan kantoran, buruh, atau pegawai negeri sipil. 2. Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Pemanfaatan lingkungan sekitar menjadi penting dalam aktivitas ekonomi. Aktivitas kehutanan, misalnya, didukung oleh luasnya hutan di Indonesia dan iklim yang mendukung, sehingga menjadi penunjang ekonomi. Contoh produk kehutanan adalah jati, pinus, mahoni, damar, dan rotan. Selain itu, iklim tropis di Indonesia yang panas dan curah hujan yang bagus mendukung sektor pertanian, dengan hasil seperti beras, umbi-umbian, sayur-sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Hasil pert diekspor dalam jumlah besar adalah karet, kelapa sawit, kakao, dan kopi. Peternakan juga menjadi aktivitas ekonomi besar di Indonesia, dengan produksi daging sapi, daging ayam, daging kambing, telur, susu sapi, susu kambing, susu domba, serta kulit dan bulu hewan. Sektor perikanan juga besar di Indonesia, dengan produksi kepiting, udang, tuna, cakalang, rumput laut, nila, mujair, kerapu, dan berbagai jenis ikan lainnya. Dengan memahami pengaruh kondisi geografis terhadap aktivitas ekonomi di Indonesia, kita dapat melihat bagaimana lingkungan sekitar mempengaruhi mata pencarian dan pemanfaatan sumber daya alam. Hal ini menunjukkan pentingnya pemanfaatan lingkungan yang berkelanjutan untuk mendukung aktivitas ekonomi yang beragam di Indonesia.