Pentingnya Menghindari Ambiguitas dalam Komunikasi Lisan dan Tertulis

Ambiguitas, atau ketidakjelasan dalam menyampaikan makna suatu kalimat, seringkali dapat membingungkan pembaca atau pendengar. Hal ini bisa terjadi baik dalam komunikasi lisan maupun tertulis. Ketidaktepatan dalam mengungkapkan makna sebuah kalimat dapat mengakibatkan kesalahpahaman yang berujung pada kegagalan komunikasi.

Sebagai contoh, perhatikan kalimat "Mobil dekan yang baru itu sudah diganti." Kalimat tersebut memiliki ambiguitas karena tidak jelas apakah yang baru adalah mobil atau dekan. Begitu pula dengan kalimat-kalimat lain seperti "Rumah sang jutawan yang aneh itu akan dijual" dan "Istri kapten yang nakal itu mengalami kecelakaan."

Dalam konteks komunikasi lisan, ambiguitas mungkin bisa diantisipasi melalui ekspresi wajah dan intonasi pembicara. Namun, untuk komunikasi tertulis, penting bagi penulis untuk mengecek kembali cara penyusunan kalimat agar tidak menimbulkan ambiguitas.

Menghindari ambiguitas sangatlah penting karena hal ini berkaitan erat dengan pemahaman pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, ketika kita gagal menyampaikan makna secara jelas dan tepat, maka pesan kita bisa saja salah dipahami oleh orang lain.

Oleh karena itu, kemampuan untuk menghindari ambiguitas merupakan keterampilan penting dalam berkomunikasi efektif baik secara lisan maupun tertulis. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa pesan-pesan kita tersampaikan dengan jelas tanpa meninggalkan ruang bagi interpretasi ganda atau kesalahpahaman.