Lia dan Sila, Penerimaan yang Hangat **

Senja mulai merangkak, menyapa langit dengan warna jingga lembut. Di dalam kamar yang dipenuhi cahaya hangat lampu, Ria dan Naysila, atau yang lebih akrab disapa Lia dan Sila, duduk berdampingan. Wajah mereka merefleksikan keraguan dan sedikit ketakutan. "Lia, gimana kalau kita coba terima Mbak Veranda?" tanya Sila, suaranya sedikit gemetar. Lia mengangguk pelan. "Aku juga mikir gitu, Sila. Dia kan udah mau jadi ibu kita. Kita harus coba nerima dia." Keduanya saling berpandangan, matanya berkaca-kaca. Mereka tahu, menerima Veranda sebagai ibu tiri bukanlah hal mudah. Namun, mereka juga sadar bahwa Veranda adalah orang yang baik dan sangat menyayangi mereka. "Kita bisa panggil dia 'Ibu', kan?" usul Lia. Sila tersenyum. "Iya, kayaknya itu ide bagus. Kita bisa mulai dari sana." Malam itu, saat makan malam, Lia dan Sila turun dengan hati berdebar. Mereka menyapa seluruh anggota keluarga, termasuk Veranda. "Selamat malam, Ibu," ucap Lia dan Sila serempak, suaranya sedikit bergetar. Veranda tersenyum hangat. "Selamat malam, sayang. Kalian sudah makan?" Lia dan Sila mengangguk, matanya berkaca-kaca. Mereka merasakan kehangatan dan kasih sayang dari Veranda. Malam itu, Lia dan Sila tertidur dengan perasaan lega. Mereka telah mengambil langkah pertama untuk menerima Veranda sebagai ibu mereka. Mereka yakin, dengan waktu dan kasih sayang, mereka akan bisa membangun hubungan yang erat dengan Veranda. Wawasan:** Penerimaan adalah kunci untuk membangun hubungan yang harmonis. Meskipun sulit, menerima orang baru dalam keluarga dengan hati terbuka akan membuka jalan untuk kebahagiaan dan kasih sayang yang lebih besar.