Perbedaan dan Contoh Mobilitas Sosial dalam Konteks Politik

Mobilitas sosial adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu posisi sosial ke posisi sosial yang lain. Dalam konteks politik, mobilitas sosial sering kali terjadi ketika seseorang memperoleh jabatan politik tertentu. Namun, ketika mobilitas sosial terjadi dalam konteks politik, seringkali juga muncul konflik sosial. Dalam artikel ini, kami akan membahas perbedaan dalam mobilitas sosial dan memberikan beberapa contoh yang relevan. Perbedaan pertama dalam mobilitas sosial dalam konteks politik adalah mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal. Mobilitas vertikal terjadi ketika seseorang naik atau turun dalam hierarki politik. Contohnya adalah ketika seseorang yang awalnya adalah anggota parlemen menjadi menteri dalam suatu pemerintahan. Sebaliknya, mobilitas horizontal terjadi ketika seseorang pindah dari satu jabatan politik ke jabatan politik yang sejajar. Misalnya, seorang anggota parlemen yang beralih menjadi anggota dewan pengawas suatu lembaga. Selain itu, perbedaan lain dalam mobilitas sosial dalam konteks politik adalah mobilitas intern dan mobilitas ekstern. Mobilitas intern terjadi ketika seseorang memperoleh posisi politik yang lebih tinggi melalui promosi atau pengangkatan di dalam organisasi politik yang sama. Contohnya adalah ketika seorang anggota parlemen dipilih sebagai pemimpin partai politiknya. Di sisi lain, mobilitas ekstern terjadi ketika seseorang memperoleh posisi politik yang lebih tinggi melalui perpindahan ke organisasi politik yang berbeda. Misalnya, seorang pejabat pemerintah yang awalnya bekerja di pemerintahan lokal menjadi menteri di pemerintahan pusat. Contoh mobilitas sosial dalam konteks politik dapat ditemukan di banyak negara. Salah satu contoh yang terkenal adalah perpindahan Barack Obama dari senator AS menjadi Presiden Amerika Serikat. Ini adalah contoh mobilitas vertikal, di mana Obama naik dari posisi politik yang lebih rendah menjadi jabatan tertinggi di negara tersebut. Contoh lainnya adalah Angela Merkel, yang awalnya adalah peneliti ilmu kimia, kemudian menjadi Kanselir Jerman. Ini adalah contoh mobilitas ekstern, di mana Merkel pindah dari bidang akademis ke politik. Dalam penutup, mobilitas sosial dalam konteks politik dapat terjadi melalui mobilitas vertikal atau horizontal, serta melalui mobilitas intern atau ekstern. Contoh-contoh seperti Barack Obama dan Angela Merkel menunjukkan bagaimana mobilitas sosial dapat mempengaruhi perjalanan karir seseorang dalam politik. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan dalam mobilitas sosial, kita dapat menghargai kompleksitas dan tantangan yang terkait dengan perpindahan dalam hierarki politik.