Api Perjuangan Menuju Merdeka **

Adegan: Sebuah rumah sederhana di pedesaan, malam hari. Lampu minyak redup menerangi ruangan. Tokoh: * Sudirman: Seorang pemuda, bersemangat dan penuh harap. * Kartini: Ibu Sudirman, bijaksana dan penuh kasih. (Sudirman duduk di dekat jendela, matanya menatap langit malam. Kartini mendekat, membawa segelas teh hangat.) Kartini: Sudirman, kenapa kamu melamun? Sudah larut malam. Sudirman: Ibu, aku memikirkan berita yang kudengar hari ini. Jepang menyerah! Kartini: (Menatap Sudirman dengan penuh harap) Benarkah? Apakah ini berarti kita merdeka? Sudirman: Mungkin saja, Ibu. Tapi kita harus tetap waspada. Perjuangan belum berakhir. Kartini: (Menyeruput tehnya) Ya, Sudirman. Kita harus tetap kuat dan bersatu. Ingatlah pesan Bung Karno, "Merdeka atau Mati!" Sudirman: (Bersemangat) Ibu, aku ingin ikut berjuang! Aku ingin melihat Indonesia merdeka! Kartini: (Memeluk Sudirman) Anakku, semangatmu membara seperti api. Semoga perjuangan kita membuahkan hasil. (Sudirman dan Kartini saling berpelukan, wajah mereka memancarkan harapan dan tekad untuk meraih kemerdekaan.) Sudirman: (Dengan suara bergetar) Ibu, aku yakin, kita akan merdeka! Kartini: (Menatap langit malam) Ya, Sudirman. Kita akan merdeka! (Lampu minyak berkedip, menandakan akhir adegan.)**